Wartajakarta.id – Warga Tiongkok sudah frustrasi selama 3 tahun lantaran pembatasan ketat dalam kebijakan Nol-Covid. Begitu kebijakan itu dicabut, meski kasus melonjak tajam, warga Tiongkok tetap menyambut suka cita. Tak ada batasan perjalanan lagi membuat mereka semangat membuat paspor baru untuk terbang berpelesiran ke negara lain.
Terlihat antrean panjang pemohon paspor di luar kantor imigrasi di Beijing pada Senin (9/1). Warga sangat ingin memperbarui paspor mereka setelah Tiongkok mencabut kontrol perbatasan Covid-19 yang sebagian besar mencegah 1,4 miliar penduduknya bepergian selama tiga tahun.
Kebijakan Nol-Covid memperketat pembatasan untuk mencegah penularan. Sayangnya, kebijakan lockdown menyebabkan rasa frustrasi yang meluas di kalangan rakyat Tiongkok.
Menunggu untuk memperbarui paspornya dalam antrean lebih dari 100 orang, salah seorang pemohom paspor pensiunan berusia 67 tahun Yang Jianguo mengatakan kepada Reuters bahwa dia berencana melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Ia senang akhirnya bakal bisa bertemu putrinya kembali.
“Dia menikah tahun lalu tetapi harus menunda resepso pernikahan karena kami tidak bisa datang untuk menghadirinya. Kami sangat senang sekarang kami bisa pergi,” kata Yang.
Pasar Optimistis
Mata uang dan pasar saham Tiongkok menguat pada Senin (9/1) karena investor bertaruh pembukaan perjalanan dapat membantu menghidupkan kembali ekonomi yang mengalami pertumbuhan terendah dalam hampir setengah abad. Langkah Beijing untuk menghapus persyaratan karantina bagi pengunjung diharapkan dapat meningkatkan perjalanan keluar, karena penduduk tidak akan menghadapi pembatasan saat mereka kembali.
Namun, situasi paradoks justru terjadi di sejumlah negara yang kompak memperketat wisatawan dari Tiongkok. Meski begitu, sejumlah media lokal menciptakan narasi optimistis bahwa rakyat tangguh melawan Covid-19.
“Hidup bergerak maju lagi! Hari ini, virusnya lemah, kita lebih kuat,” tulis surat kabar resmi Partai Komunis, People’s Daily, dalam editorial.
(jp)