Otoritas kesehatan India menutup pabrik dan menghentikan semua produksi pabrik obat Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi. Keputusan diambil menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sirop obat batuk dan pilek yang diekspor ke Gambia mungkin terkait dengan kematian puluhan anak di sana.
Dikenal sebagai apotek dunia, India memasok 45 persen dari semua obat generik ke Afrika. Kematian 69 anak di Gambia telah menjadi pukulan bagi industri farmasi lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir mencapai USD 24,5 miliar tahun fiskal lalu. Pihak berwenang India memeriksa pabrik utama Maiden di negara bagian Haryana sebanyak 4 kali bulan ini.
Hasilnya, otoritas India menangguhkan semua kegiatan manufakturnya setelah menemukan bahwa perusahaan tersebut telah memproduksi dan menguji obat-obatan yang melanggar aturan di seluruh kegiatan manufaktur dan pengujiannya.
“Semua kegiatan manufaktur perusahaan dihentikan segera,” kata perintah federal dan regulator obat negara bagian Haryana.
Reaksi Produsen
Eksekutif Maiden Naresh Kumar Goyal menolak berkomentar. Obat-obatan yang diekspor ke Gambia dibuat oleh Maiden dalam satu batch pada Desember tahun lalu di pabrik utamanya di distrik Sonipat Haryana, sekitar 40 km (25 mil) utara New Delhi, dengan tanggal penggunaan November 2024.
Seorang pejabat tinggi kesehatan India, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan pemerintah tidak akan mentolerir kesalahan tetapi penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Gambia. Hukum India memberlakukan hukuman penjara dan denda karena menjual obat-obatan palsu.
Asisten Direktur Jenderal WHO Mariângela Simão mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang India untuk menyelidiki obat batuk dan pilek produksi Maiden. Dia mengatakan kesimpulan WHO tentang kematian yang terkait dengan obat-obatan Maiden didasarkan pada analisis beberapa sampel obat-obatan yang digunakan oleh anak-anak yang dirawat di rumah sakit.
Maiden mengatakan di situs webnya bahwa pihaknya memiliki kapasitas produksi tahunan 2,2 juta botol sirop, 600 juta kapsul, 18 juta suntikan, 300.000 tabung salep, dan 1,2 miliar tablet di pabrik Haryana. Mereka memiliki dua pabrik lain di negara bagian.
(jp)