Wartajakarta.id – Kerumunan massa dalam perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan sebetulnya dapat dicegah. Fakta baru mengungkapkan kekhawatiran bakal terjadi kericuhan sebetulnya sudah dilaporkan lewat telepon kepada polisi beberapa jam sebelum keadaan penuh sesak tak terkendali.
Panggilan darurat pertama kepada polisi sudah dilaporkan beberapa jam sebelum kerumunan mulai tak kondusif. Panggilan pertama pada polisi dari Itaewon datang pukul 18:34 waktu setempat, beberapa jam sebelum kerusuhan maut itu terjadi.
Penelepon ke nomor darurat 112 Korea Selatan mengatakan bahwa mereka berada di jalan utama menuju Itaewon dan sebuah gang di sebelah hotel Hamilton. Suasana menjadi sangat ramai dan penuh sesak.
“Area itu sangat berbahaya saat itu, orang-orang berusaha naik dan membuat yang lain tidak bisa turun. Tetapi orang-orang terus berusaha naik dan bakal berdesakan dengan yang akan turun. Saya hampir tidak bisa keluar karena terlalu ramai. Saya pikir harus ada yang mengendalikannya,” kata si penelepon.
Petugas polisi bertanya apakah melihat orang-orang dalam kondisi baik? Apakah orang-orang jatuh dan terinjak, dan kemudian akan ada kecelakaan besar?
Itu adalah telepon pertama dari setidaknya 10 panggilan kepada polisi selama tiga jam sebelum kerusuhan. Namun, malam itu, kata warga setempat, kehadiran polisi tidak memadai.
Bukti yang terkumpul, para ahli, dan serangkaian permintaan maaf resmi menunjukkan kegagalan yang mencolok dari polisi. Pejabat lokal dan polisi sama sekali tidak siap menghadapi kerumunan yang telah berkumpul, dan berjuang untuk mengaturnya begitu mereka berada di sana.
Sebelumnya pada Selasa (1/11) kepala polisi Korea Selatan mengatakan bahwa tanggapan darurat pihaknya memang kurang. Pengakuan pertama bahwa polisi tidak melakukan banyak upaya untuk mencegahnya.
Cerita Saksi Mata
Jeong An-sook tinggal dua blok di belakang jalan utama di Itaewon, sekitar 300 meter dari tempat peristiwa itu terjadi. Dia mencoba keluar antara pukul 21:00 dan 22:00 waktu setempat, tetapi mengatakan bahwa kerumunan di jalan sangat padat sehingga dia tidak bisa bergerak. Karena ketakutan, dia kembali ke rumahnya.
Seorang pemilik restoran yang pulang ke rumah pada pukul 22.00 waktu setempat mengatakan tidak bisa keluar dari stasiun Itaewon karena sangat ramai. Jadi dia pergi ke stasiun yang berbeda dan berputar kembali ke rumah.
Perempuan lain, seorang penukar uang, mengatakan dia melihat beberapa petugas sudah berupaya untuk mengatur kerumunan pada sore hari oleh sukarelawan setempat. Namun, bukan polisi. Dia juga mengatakan bahwa asosiasi bisnis lokal telah meminta bantuan dari polisi pada minggu lalu dalam menangani orang banyak di akhir pekan, tetapi tidak digubris.
Sebelumnya, Wali Kota Park Hee-young mengatakan pada 27 Oktober ini adalah Halloween pertama dalam tiga tahun tanpa jarak sosial. “Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan keselamatan penduduk karena kami khawatir tentang penyebaran Covid-19, insiden narkoba dan kecelakaan lainnya,” ungkapnya.
(jp)