Wartajakarta.idWartajakarta.idWartajakarta.id
  • Home
  • Jakarta
    • Kepulauan Seribu
    • Jakarta Barat
    • Jakarta Pusat
    • Jakarta Selatan
    • Jakarta Timur
    • Jakarta Utara
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Bisnis
    • Kesehatan
    • Teknologi
  • Dunia
  • Indeks Berita
Search
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Reading: Gara-gara Ini, Hubungan AS dan Tingkok Kembali Memanas Lagi
Sign In
Notification Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
  • Jakarta
  • Nasional
  • Dunia
  • Hukum
  • Politik
  • Bisnis
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Search
  • Jakarta
  • Bisnis
  • Hukum
  • Nasional
  • Dunia
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Wartajakarta.id > Berita > Dunia > Gara-gara Ini, Hubungan AS dan Tingkok Kembali Memanas Lagi
Dunia

Gara-gara Ini, Hubungan AS dan Tingkok Kembali Memanas Lagi

Wartajakarta.id 6 Maret 2023
Share
4 Min Read
SHARE

Wartajakarta.id – Perang dagang Amerika Serikat (AS) versus Tiongkok kembali memanas. Hal ini setelah AS resmi mengumumkan pembatasan ekspor tambahan untuk puluhan entitas asal Tiongkok. Seperti sebelumnya, isu keamanan nasional, spionase dan kepentingan kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Joe Biden masih menjadi dasar tingginya tensi kedua negara besar itu.

Bloomberg melaporkan pada akhir pekan lalu bahwa Departemen Perdagangan AS mengatakan, sejumlah perusahaan di dalam daftar entitas tersebut telah mencoba mengakuisisi barang-barang asal AS untuk mendukung upaya modernisasi militer Tiongkok.

Dari perspektif bisnis teknologi, hal ini dikhawatirkan berpengaruh besar pada banyak perusahaan teknologi AS yang tak sedikit memiliki hubungan dagang erat dengan Tiongkok. Ambil contoh kasus Huawei.

Perang dagang yang sedang berlangsung antara AS-Tiongkok telah mempengaruhi banyak perusahaan, terutama di bidang teknologi. Salah satu perusahaan yang berada di garis bidik pemerintah AS adalah Huawei, raksasa telekomunikasi Tiongkok.

Perusahaan tersebut ditempatkan di daftar entitas Departemen Perdagangan AS pada 2019. Hal ini membuat perusahaan teknologi Tiongkok itu membatasi aksesnya ke pasokan Amerika.

Langkah itu dipandang sebagai tindakan keamanan nasional oleh pemerintah AS, yang menuduh Huawei menggunakan perangkat dan peralatan jaringannya untuk memata-matai perusahaan Amerika. Sebagai hasil dari penempatan daftar entitas, Huawei harus mencari alternatif untuk pasokan AS, seperti mengembangkan sistem operasi dan ekosistemnya sendiri.

Namun, perusahaan masih sangat bergantung pada pembuat chip AS untuk ponsel cerdasnya, dan laporan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi pembatasan lebih lanjut atas aksesnya ke pasokan ini.

Seperti sudah disinggung di atas, kebijakan ini berpotensi jadi boomerang sendiri bagi AS. Salah satu perusahaan yang dapat terpengaruh oleh pembatasan baru tersebut adalah Nvidia, pembuat chip AS yang sedang mempertimbangkan untuk menjual teknologi mereka ke Huawei.

Menurut laporan dari Reuters via Gizmochina, rencana pemerintahan Biden untuk memperketat pembatasan pada Huawei dapat menghalangi rencana Nvidia untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut.

Laporan tersebut, yang dilihat oleh Reuters, mengatakan bahwa usulan amandemen lisensi Departemen Perdagangan tahun 2023 kemungkinan besar akan berdampak ekonomi yang tinggi pada Nvidia.

Dampaknya bisa lebih luas. Perusahaan lain yang mungkin terpengaruh adalah Qualcomm, yang saat ini memasok versi 4G dari chipset high-endnya ke Huawei. Laporan yang sama menunjukkan bahwa Qualcomm akan menderita “dampak ekonomi sedang” dari perubahan kebijakan yang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir ini.

Laporan tersebut menambahkan bahwa Huawei akan lebih menderita karena perusahaan tersebut “sangat bergantung pada chip modem Qualcomm untuk mendukung penawaran smartphone-nya.”

Huawei telah dilarang menggunakan chipset terbaru Qualcomm, yang dirancang untuk bekerja dengan sinyal 5G. Sebaliknya, perusahaan telah menggunakan versi terendah dari chipset Qualcomm Snapdragon yang hanya dapat memberikan konektivitas 4G.

Jika pemerintah AS melanjutkan rencananya untuk lebih membatasi akses Huawei ke pasokan AS, chipset terbatas ini pun bisa terancam pula. Dampak pembatasan ini bisa jadi signifikan bagi Nvidia dan Qualcomm.

Pasalnya, pasar Tiongkok menghadirkan peluang yang signifikan bagi industri semikonduktor AS, dan kehilangan akses ke pasar ini dapat merugikan keuntungan perusahaan-perusahaan ini. Namun, tidak jelas apa perincian spesifik dari perubahan kebijakan yang diusulkan.

Foto: Ilustrasi: Hubungan dagang AS-Tiongkok dikabarkan memanas lagi setelah AS mengumumkan pembatasan ekspor tambahan untuk puluhan entitas bisnis Tiongkok. (USC News).

(jp)

Previous Article Kapal Terbalik di Jepang, 1 WNI Ditemukan Tewas, 6 ABK Masih Dicari
Next Article Cek Langsung Harga Gabah, Presiden Jokowi Hampiri Petani yang Sedang Panen
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Belum Terima Nusuk? Jemaah Haji Diminta Agar Lapor ke Ketua Kloter
Nasional 22 Mei 2025
Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Oplosan Gas Subsidi di Jakarta
Hukum 22 Mei 2025
Semakin Padat, Jemaah Perlu Perhatikan Tips Aman saat ke Masjidil Haram
Nasional 22 Mei 2025
Presiden Prabowo Pimpin Ratas Percepatan Hilirisasi, Konsorsium Huayou dan CATL Siap Jalankan Green Package
Nasional 22 Mei 2025
Cek Fakta Jemaah JKG 41 Pindah Sendiri dari Hotel 808, PPIH: Dikawal Petugas Hingga Penginapan
Nasional 22 Mei 2025
Wapres Gibran Rakabuming Tinjau Pabrik Elektronika di Cikarang
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto Serukan Penyederhanaan Regulasi untuk Kedaulatan Energi
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto: Energi dan Pangan adalah Kunci Kedaulatan Bangsa
Nasional 21 Mei 2025
Kingston Dukung Masa Depan: Memungkinkan Masa Depan AI dengan Solusi Performa Tinggi di COMPUTEX 2025
Bisnis 21 Mei 2025
OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Momen Perayaan Budaya Dunia di Hari Keanekaragaman Budaya 2025
Bisnis 21 Mei 2025

You Might also Like

Dunia

Ukraina Minta Dikirim Pesawat Tempur, Inggris: Masih Dipertimbangkan

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 9 Februari 2023
Dunia

Pertemuan Xi Jinping-Marcos Hasilkan Kesepakatan soal LCS, Apa Saja?

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 5 Januari 2023
Dunia

Anwar Ibrahim Tegaskan Tak Pernah Janji Bebaskan Orang yang Berkasus

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 12 Desember 2022
Dunia

Tokyo Terlalu Padat, Warganya Diminta Pindah dan Dibayar Rp 118 Juta

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 7 Januari 2023
Dunia

Hasil Kongres Partai Komunis, Tiongkok Ungkap Pemikiran Xi Jinping

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 22 Desember 2022
Dunia

Kondisi Terkini Putri Kerajaan Thailand usai Jatuh Sakit dan Dirawat

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 19 Desember 2022
Dunia

Pilu, Mantan Karyawan Google Curhat Usai Dipecat Secara Mendadak

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 1 Februari 2023
Dunia

PBB Adakan Sidang Darurat Desak Rusia Hentikan Serangan ke Ukraina

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 23 Februari 2023
Dunia

Mobil Tesla Terlibat Kecelakaan Maut di Tiongkok, 1 Orang Tewas

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 18 Februari 2023
Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
Follow US
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
Welcome Back!

Sign in to your account