Wartajakarta.id – Singapura mulai mencatat penurunan kasus infeksi Covid-19 yang didorong oleh varian rekombinan Omicron XBB. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengklaim kemungkinan besar telah berhasil melewati puncaknya.
Berbicara pada upacara ulang tahun ke-20 Institut Manajemen Kesehatan Internasional (HMI), Ong mencatat bahwa Singapura siap untuk menerapkan kembali persyaratan masker dalam ruangan dan langkah-langkah yang berbeda dengan vaksinasi yang ditargetkan jika situasinya memburuk. Ia mengatakan untungnya jumlah infeksi kini menurun jauh lebih awal.
Hingga Minggu (31/10) siang, tercatat muncul 3.240 kasus baru Covid-19. Rasio infeksi minggu ke minggu adalah 0,66 atau angka di bawah 1 menunjukkan bahwa jumlah kasus Covid-19 baru mingguan turun.
Namun, Ong menekankan bahwa Singapura harus siap untuk mengembalikan beberapa langkah manajemen yang aman jika negara tersebut menghadapi gelombang infeksi yang didorong oleh varian Covid-19 lainnya. Ia memperingatkan masyarakat agar tidak berpuas diri.
“Di Singapura, ada kasus BA.1, BA.2, BA.4, BA.5, BA.2.175, BA.2.10, kami memiliki beberapa kasus BQ.1. Dan dalam situasi seperti itu, ketika begitu banyak subvarian yang beredar, selalu ada kemungkinan dua dari mereka bertemu, menyatu, bergabung dan menjadi sesuatu yang baru yang kami sebut subvarian rekombinan seperti XBB (varian),” tambah Ong.
Dia memperingatkan bahwa varian rekombinan baru selalu dapat mengambil karakteristik varian induk yang dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Warga Singapura kini mulai sering bepergian dan semakin mobile.
“Kami menyelenggarakan banyak konferensi dan acara yang menciptakan peluang dan pekerjaan bagi karyawan kami. Ini juga membuat kami rentan karena setiap kali ada subvarian baru (yang) sangat menular,” kata Ong.
(jp)