Wartajakarta.id – Khairil Khalid selalu membawa hand sanitizer dan masker di kantongnya. Kandidat koalisi Pakatan Harapan (PH) untuk wilayah Pulau Manis, Pahang, Malaysia, itu tidak ingin tertular virus SARS-CoV-2. Belakangan ini, Omicron subvarian XBB telah memicu lonjakan penularan di Malaysia.
”Saya selalu merasa sedikit paranoid terkait tertular Covid-19,” ujar Khairil terkait kebiasaannya membawa masker seperti dikutip The Straits Times.
Kasus Covid-19 aktif di Malaysia saat ini 36.716 orang. Naik 36 persen dibandingkan 14 hari lalu. Pemerintah di lain pihak sudah melakukan upaya tambahan untuk menekan angka penularan Covid-19 selama kampanye.
Sebelum masa kampanye berlangsung, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin meminta semua pihak untuk mengantisipasi subvarian XBB. Salah satunya dengan tetap memakai masker saat menggelar kampanye di dalam ruangan. Kandidat yang positif Covid-19 wajib menjalani karantina dan hanya boleh melakukan kampanye virtual.
Alasan itulah yang mendasari tiap kandidat berjuang sebisanya agar tetap sehat dan tidak tertular. Sebab, pemilu virtual mungkin hanya bisa menjangkau pemilih yang muda. Namun, mereka yang sudah berumur biasanya lebih suka bertemu langsung dengan calon yang akan mereka pilih.
Kandidat Partai Aksi Demokratik (DAP) untuk wilayah Bilut, Pahang, Lee Chin Chen memilih meminum suplemen dan obat-obatan herbal. Hal itu dia lakukan hampir setiap hari guna mencegah penularan Covid-19.
”Puji Tuhan tim saya masih aman. Rasanya begitu menyentuh saat orang-orang yang kami temui memberikan minuman madu atau obat herbal untuk membantu meningkatkan sistem imunitas kami,” ujarnya.
Kandidat PH untuk Dungun, Terengganu Mohd Johari Mohamad, tidak hanya minum suplemen. Dia juga menjalani tes Covid-19 mandiri sebelum bertemu dengan para pendukungnya.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menguatkan isu tentang kerja sama rahasia antara Presiden Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim dan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi. Mahathir menjelaskan bahwa mereka membuat pakta rahasia untuk membentuk pemerintahan setelah pemilu yang berlangsung 19 November mendatang.
Mahathir yang mencalonkan diri untuk kursi parlemen Langkawi mengklaim bahwa Zahid akan mendukung Anwar menjadi PM. Sebagai imbalannya, Anwar akan memastikan Zahid bebas dari puluhan tuduhan korupsi yang membelitnya. Anwar sudah mengincar jabatan PM selama lebih dari dua dekade sejak dia dipecat sebagai wakil PM oleh Mahathir pada 1998.
”Saya yakin mereka akan bekerja sama dan kita tahu bahwa mereka telah bertemu untuk membahas ini,” ujar Mahathir kepada awak media, Senin (7/11).
Anwar maupun Zahid membantah tudingan tersebut. Mereka menegaskan bahwa itu hanyalah umpan yang dilemparkan Mahathir guna mendapatkan suara untuk koalisi barunya, yaitu Gerakan Tanah Air (GTA). Anwar bahkan meminta Mahathir menunjukkan bukti jika ada. Menurut dia, Mahathir selama ini hanya ingin menghalangi jalannya memimpin Malaysia. ”Suatu hari jika saya jadi PM, Mahathir akan demam,” ujar Anwar dalam kampanye di Penang.
Mahathir tak lagi bergabung dengan koalisi PH pasca menolak menyerahkan kursi PM ke Anwar setelah dua tahun berkuasa. Padahal, dalam kesepakatan pasca kemenangan PH dalam Pemilu 2018, kekuasaan selama 4 tahun sebagai PM dibagi rata antara Mahathir dan Anwar. Hal itulah yang akhirnya membuat pemerintahan di Malaysia karut-marut.
Di lain pihak, kemarin menjadi hari terakhir kampanye pemilu sela di AS. Presiden AS Joe Biden berkampanye di New York untuk mendukung Gubernur Kathy Hochul. Dia akan bertanding melawan kandidat dari Partai Republik yang didukung mantan Presiden Donald Trump, Lee Zeldin.
Pemilu sela ini akan menentukan komposisi di kongres. Baik itu di DPR maupun Senat. Republik yang ingin menguasai kongres sepertinya mendapatkan angin segar. Mereka diperkirakan bisa memiliki kursi lebih banyak daripada Demokrat di DPR. Namun, untuk senat belum bisa diperkirakan siapa yang bakal menang.
(jp)