Wartajakarta.id – Sebuah serangan bersenjata terjadi di kompleks Haram Suci Shah Cheragh (as) di kota Shiraz, provinsi Fars, Iran. Serangan tersebut terjadi pada Rabu malam (26/10). Pemerintah Iran melalui Kedutaan Besar Iran di Jakarta menjelaskan kronologinya.
Dalam pernyataan resmi, kejadian berawal dari seorang teroris bersenjata menembaki para peziarah dan jamaah dengan senapan Kalashnikov setelah memasuki kompleks Haram Suci Shah Cheragh (as) di kota Shiraz, provinsi Fars, Iran. Menurut statistik yang diumumkan oleh pihak berwenang di provinsi Fars, 15 warga Iran kehilangan nyawa dan lebih dari 30 lainnya menderita luka-luka selama insiden teroris tersebut.
Ada beberapa perempuan dan 3 anak di antara para syuhada saat serangan teroris terjadi. Salah satu dari anak-anak ini, bernama Artin Seraidaran, yang menderita luka-luka, kehilangan ayah, ibu dan saudara laki-lakinya selama teroris mematikan itu.
Melalui sebuah pernyataan, kelompok teroris ISIS (Daesh) mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris tersebut. Namun, penyelidikan mengenai afiliasi teroris, kebangsaannya, motif di balik serangan teroris dan masalah kompleks lainnya yang terkait dengan tindakan tersebut serta kemungkinan peran aktor lain sedang berlangsung. Dalam peristiwa ini seorang anggota ISIS berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan Iran dan pelaku kedua sudah ditangkap.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk serangan teroris di kompleks Haram Suci Shah Cheragh dan menyatakan simpati kepada keluarga para korban. Dalam pernyataan terpisah, pihak berwenang dan pejabat dari berbagai negara dunia yakni 44 negara hingga sekarang termasuk Uni Eropa, Prancis, Mesir, Italia, Bosnia, Venezuela, Jerman, Swedia dan lain-lain juga mengutuk kejahatan keji ini dan menyerukan pemberantasan terorisme secara global. Hal ini terjadi pada saat sejumlah media dan negara yang mengklaim memperjuangkan hak asasi manusia justru mendukung terorisme dan kelompok teroris
“Peristiwa tragis di kompleks Haram Suci Shah Cheragh (as) adalah bagian dari tujuan musuh dalam menciptakan ketidakamanan dan mengganggu kehidupan masyarakat melalui kerusuhan, hasutan dan teror,” kata pernyataan resmi Kedutaan Besar Iran di Jakarta
Iran Menyebut Aksi sebagai Teroris
Iran mengklaim sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, Republik Islam Iran telah menjadi salah satu dari korban terbesar terorisme. Selama periode ini, kelompok teroris melalui berbagai aksi mereka telah membunuh lebih dari 17 ribu orang tak bersalah dan melukai banyak lainnya di negara kami.
“Sementara itu. Sebagian besar dari pembunuhan ini yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, dilakukan oleh kelompok teroris Mujahedin-e-Khalq Organization (MKO) yang dilindungi serta dibiayai oleh pihak Barat,” tegas pemerintah Iran.
Menurut pernyataan itu, pemerintah dan organisasi internasional yang tetap bungkam terhadap operasi teroris, menutup mata terhadap pembunuhan, hingga menjadikan negara mereka sebagai tempat yang aman bagi kelompok teroris. Dan dalam menerapkan standar ganda terhadap terorisme, merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas penyeraban kekesarsan dan meluasnya serangan-serangan terorisme di berbagai belahan dunia.
(jp)