Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak punya agenda besar. Dalam 100 hari program kerjanya, ia bakal sibuk dengan sejumlah agenda, salah satunya menghadiri KTT G20 di Bali. Pertemuan itu tentunya juga akan dihadiri Presiden AS Joe Biden, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rishi Sunak menghadapi tantangan terberat sebagai pemimpin Inggris sejak Perang Dunia II. Saat itu, Inggris memasuki musim dingin dengan tagihan energi, daftar tunggu rumah sakit, biaya pinjaman, dan inflasi yang melonjak. Tantangan Sunak iperberat oleh kepemimpinan singkat Liz Truss.
Sunak mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia siap untuk memulai. Selama beberapa hari dan bulan ke depan, dia perlu melakukan perombakan para menteri tanpa memecah belah partai. Ia juga harus mengawasi anggaran dan menentukan dukungan apa yang ditawarkan kepada pemilih terkait persoalan energi.
Bagi Sunak, ia hanya memiliki dua tahun lebih untuk memerintah sebelum dia diharuskan menghadapi pemilihan umum. Maka program 100 hari menjadi sangat penting.
Pada 13 November mendatang, Sunak akan hadir dalam pertemuan G20 di Bali, Indonesia. Pertemuan itu akan menjadi kesempatan bagi kekuatan Barat untuk menghadirkan front persatuan melawan Rusia menyusul invasi ke Ukraina dan melawan agresi Tiongkok yang meningkat terhadap Taiwan.
Kepala kebijakan luar negeri di think tank Policy Exchange, Sophia Gaston, mengatakan itu akan menjadi salah satu pertemuan puncak paling luar biasa dalam sejarah modern. Dengan kondisi perang masih berkecamuk di Ukraina, akan hadir pula Vladimir Putin, di daftar tamu bersama para pemimpin otokratis lainnya dan sekutu demokratis.
“Selain mempromosikan perdagangan bebas dan tatanan internasional berbasis aturan, Sunak kemungkinan akan melihat G20 sebagai peluang untuk membangun dukungan bagi aliansi teknologi ‘gaya NATO’ yang diusulkannya,” kata Gaston.
“Dia mungkin juga akan memulai debut pesan baru Inggris di transisi net-zero,” tutup Gaston.
(jp)