Wartajakarta.idWartajakarta.idWartajakarta.id
  • Home
  • Jakarta
    • Kepulauan Seribu
    • Jakarta Barat
    • Jakarta Pusat
    • Jakarta Selatan
    • Jakarta Timur
    • Jakarta Utara
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Bisnis
    • Kesehatan
    • Teknologi
  • Dunia
  • Indeks Berita
Search
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Reading: Menentang Netanyahu, Menhan Israel Dipecat, Ratusan Ribu Warga Berang
Sign In
Notification Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
  • Jakarta
  • Nasional
  • Dunia
  • Hukum
  • Politik
  • Bisnis
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Search
  • Jakarta
  • Bisnis
  • Hukum
  • Nasional
  • Dunia
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Wartajakarta.id > Berita > Dunia > Menentang Netanyahu, Menhan Israel Dipecat, Ratusan Ribu Warga Berang
Dunia

Menentang Netanyahu, Menhan Israel Dipecat, Ratusan Ribu Warga Berang

Wartajakarta.id 28 Maret 2023
Share
4 Min Read
SHARE

JawaPoscom – Israel lumpuh. Penduduk berang. Ratusan ribu orang turun ke jalan. Mogok massal. Salah satu pemicunya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memecat Yoav Gallant sebagai menteri pertahanan. Sebelumnya, Gallant berpidato menyerukan agar rencana reformasi hukum oleh pemerintah dihentikan.

Pemecatan itu pun seolah menjadi bensin. Makin menyiram amuk penduduk yang beberapa pekan lalu sudah menentang RUU reformasi hukum tersebut. ’’Hentikan perombakan yudisial ini sebelum terlambat,’’ ujar Arnon Bar-David, pemimpin salah satu serikat buruh terbesar di Israel, Histadrut.

Biasanya, massa beramai-ramai turun ke jalan pada akhir pekan. Namun, kali ini situasinya berbeda. Makin runyam. Setidaknya ada 600 ribu orang yang mengikuti aksi di berbagai penjuru Israel. Termasuk mengepung rumah Netanyahu di Jerusalem. Ini adalah demo terbesar di negara tersebut.

Profesor politik Timur Tengah di NYU Abu Dhabi Monica Marks menuturkan, 600 ribu demonstran adalah angka yang luar biasa. Jumlah itu setara dengan 6,5 persen populasi penduduk Israel.
’’Kapan terakhir kali 6 persen penduduk suatu negara keluar untuk memprotes?’’ ucapnya, seperti dikutip CNBC.

Akibat aksi tersebut, penerbangan di Bandara Ben Gurion dihentikan sementara. Sebab, para pekerja bandara memilih mogok kerja. Situasi serupa terlihat di dua pelabuhan terbesar Israel, yaitu Haifa dan Ashdod. McDonald’s di Israel juga memilih tutup sebagai bagian dari aksi mogok kerja.

Bukan hanya itu, bank terbesar di Israel Leumi menutup cabang-cabang mereka sebagai bentuk protes. Kedutaan besar Israel di berbagai penjuru dunia juga diminta ikut serta. Kantor kedutaan besar Israel di AS tutup sementara.

Pada Selasa (27/3) pagi, parlemen Israel, Knesset, menggelar mosi tidak percaya pada Netanyahu. Memang, Netanyahu selamat dari mosi yang diusulkan kelompok oposisi tersebut. Namun, tekanan publik agar RUU perombakan sistem hukum dicabut terus menguat.

Presiden Isaac Herzog yang posisinya lebih banyak bersifat seremonial juga mulai berkomentar. Lewat akun Twitter-nya, dia meminta pemerintah menghentikan rencana perombakan sistem hukum itu. ’’Demi persatuan rakyat Israel dan demi tanggung jawab, saya meminta Anda segera menghentikan proses legislatif (pembahasan RUU),’’ paparnya.

Herzog juga memohon agar para pimpinan faksi Knesset, baik koalisi maupun oposisi, menempatkan warga negara di atas segalanya. Mereka diminta bertindak secara bertanggung jawab dan berani tanpa menunda-nunda lagi.

Di sisi lain, para pendukung Netanyahu ingin proses pembuatan RUU itu tetap berjalan. Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir menegaskan, proses reformasi hukum harus jalan terus. Pemerintah tidak perlu menyerah terhadap anarkis.

Sementara itu, Menteri Kehakiman Yariv Levin menyerahkan sepenuhnya polemik tersebut kepada Netanyahu. Baik itu RU dibatalkan atau justru disahkan. Menurut Levin, jika semua orang melakukan apa yang mereka inginkan, maka pemerintahan bisa jatuh. Karena itu, pemerintahan dan koalisi harus distabilkan.

Beberapa tahun terakhir, situasi di Israel memang terbelah. Utamanya di tingkat parlemen. Partai yang menang cenderung tidak mutlak dan sulit mencari koalisi yang pas. Sejak April 2019, Israel sudah menggelar pemilu lima kali.

’’Kita tak pernah sedekat ini dengan kehancuran. Apa yang terjadi dalam 24 jam terakhir adalah kegilaan, kehilangan kendali, dan kehilangan arah. Ini bukti bahwa pemerintahan ini telah kehilangan rem,’’ kata mantan PM Israel Yair Lapid di hadapan para anggota parlemen.

(jp)

Previous Article Kabar Duka, Salah Satu Pendiri Intel Gordon Moore Tutup Usia
Next Article Perundungan Online Berakhir dengan Kematian Marak di Tiongkok
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Ditpolsatwa Polri Gelar Sarasehan Menuju Indonesia Canine dan Satwancara Fest 2025 Jelang Hari Bhayangkara ke-79 dan HUT Polsatwa ke-66
Hukum 3 Juni 2025
Presiden Prabowo Gulirkan Paket Stimulus Ekonomi Rp24,44 Triliun
Nasional 3 Juni 2025
Pemerintah Pastikan Penyaluran Bansos Triwulan II Gunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional
Nasional 3 Juni 2025
Mentan Andi Amran Sulaiman Laporkan Swasembada Beras Lebih Cepat dari Target Presiden
Nasional 3 Juni 2025
Inpres Data Tunggal, Pemerintah Perbaiki Penyaluran Bantuan Sosial
Nasional 3 Juni 2025
Kemenkes Upayakan Kepastian Operasional KKHI Makkah untuk Perlindungan Kesehatan Jemaah
Nasional 3 Juni 2025
Tim Amirul Hajj Soroti Kematian Jemaah, Kemenkes RI Susun Strategi Layanan Terpadu
Nasional 3 Juni 2025
Kakorlantas Polri Instruksikan Dirlantas Ajak BUMN dan Proyek Pembangunan Tinggalkan Angkutan tak Sesuai Aturan
Hukum 3 Juni 2025
Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Menuju Indonesia Raya
Nasional 3 Juni 2025
Presiden Prabowo Subianto Tegaskan Pancasila Bukan Sekadar Slogan, Tapi Pedoman Hidup Bangsa
Nasional 2 Juni 2025

You Might also Like

Dunia

Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Dibayangi Ancaman Darurat Covid-19

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 4 Januari 2023
Dunia

Selain Tiongkok, Gelombang Covid-19 Juga Naik di 5 Negara Ini

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 27 Desember 2022
Dunia

Arab Saudi Izinkan Perempuan Fokus di Industri Film Sebagai Sutradara

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 26 Januari 2023
Dunia

Pengungsi Gempa Turki Membludak, Relawan Indonesia Siapkan 2.000 Makan

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 16 Februari 2023
Dunia

Bom Meledak di Jantung Ibu Kota Turki, Warga berhamburan, 6 Tewas

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 14 November 2022
Dunia

Retno Berjumpa Blinken di Pertemuan Menlu G20, Bahas Perdamaian Dunia

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 3 Maret 2023
Dunia

Indonesia Mengutuk Keras Pembakaran Al Quran di Swedia

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 22 Januari 2023
Dunia

Terbang ke Hongkok, Warga Tiongkok Berebut Vaksin Covid-19 mRNA

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 29 Desember 2022
Dunia

Dua Varian Covid-19 yang Merebak di Tiongkok Terdeteksi di Malaysia

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 3 Januari 2023
Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
Follow US
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
Welcome Back!

Sign in to your account