Wartajakarta.id – Otoritas Korea Selatan menunjukkan puluhan sepatu dan barang-barang yang tersisa di lokasi tragedi Itaewon, Seoul. Barang-barang yang diduga milik korban hilang dan tewas itu ditunjukkan agar memudahkan keluarga untuk mengidentifikasi.
Di sebuah area yang luas, keluarga yang berduka memeriksa deretan barang-barang yang tertinggal di lokasi peristiwa memilukan di Itaewon. Sepatu, tas, kacamata, buku catatan, dompet, tempat kartu, dan topi warna-warni diletakkan di atas meja darurat dan tikar. Pihak keluarga bisa melihat dan mengamati apakah itu barang milik kerabatnya atau bukan.
“Akhirnya saya menemukannya. Saya pikir ini dia,” kata seorang perempuan ketika mengenali mantel hitam salah satu anggota keluarganya dan memeluknya sambil menangis.
Seorang perempuan yang datang bersama suaminya dan kemudian menangis setelah menemukan sepasang sepatu bot setinggi lutut yang hilang. Sepatu itu berada di antara deretan sepatu bot hitam, stiletto, dan sepatu kets.
Perempuan lain yang lebih muda, mengenakan gips di lengan kirinya, berjalan ke gimnasium untuk menemukan sepatunya yang hilang. Ia selamat dari kerumunan maut itu. Ia terjebak dalam kerumunan dan pingsan karena sesak napas.
“Sampai-sampai saya pikir saya sudah mati, tetapi orang asing berteriak kepada saya untuk bangun,” ungkapnya. Lengannya memar parah selama insiden itu. Ia bersyukur bisa diselamatkan.
Anggota keluarga masuk ke gimnasium, satu per satu dan dalam kelompok-kelompok kecil.
Polisi Akui Gagal
Berbicara kepada media pada Selasa (1/11), Kepala Badan Kepolisian Nasional Yoon Hee-keun membungkuk ketika memulai konferensi pers. Ia mengakui untuk pertama kalinya kegagalan atas nama polisi di Seoul.
Yoon mengatakan petugas gagal menanggapi panggilan darurat yang membanjiri pusat panggilan polisi sebelum tragedi terjadi.
“Kami pikir respons polisi terhadap 112 panggilan (nomor telepon darurat) tidak memadai,” katanya.
Polisi Korea Selatan menerima setidaknya 11 telepon dari orang-orang di Itaewon tentang kekhawatiran kemungkinan kerumunan sebelum insiden itu terjadi. Panggilan pertama dilakukan pada pukul 18.34.
(jp)