Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.
Ada dua prioritas penanganan bencana di DKI Jakarta
Heru mengatakan, upaya-upaya tersebut antara lain, melakukan pengerukan sungai dan waduk; melakukan pengecekan drainase serta pompa-pompa; optimalisasi sistem peringatan dini; kesiapan peralatan dan personel penanggulangan bencana; hingga memastikan sinergisitas dengan berbagai pihak termasuk TNI, Polri dan para relawan.
“Ada dua prioritas penanganan bencana di DKI Jakarta. Pertama, memastikan tidak ada korban jiwa. Kedua, percepatan pemulihan agar kondisi segera kembali normal sehingga semua yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dengan baik,” ujarnya, saat mengikuti Apel Nasional Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Buperta Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (9/11).
Pj Gubernur Terima Kunjungan Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Indonesia
Heru menjelaskan, apel ini merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) serta berbagai lembaga penggiat kemanusiaan lainnya yang dikenal sebagai Squad Penanggulangan Bencana.
“Apel pada pagi hari ini dilaksanakan secara Hybrid dengan jumlah peserta daring sebanyak 10 provinsi dan 34 kabupaten kota. Kemudian, sebanyak 2.500 orang terdiri dari unsur 10 kementerian dan lembaga TNI, Polri pemerintah daerah, tiga BPBD provinsi, BUMN, BUMD DKI Jakarta, 15 Kelurahan, lima universitas dan 128 lembaga penggiat kebencanaan mengikuti secara luring,” terangnya.
Menurutnya, terselenggaranya apel ini dilatarbelakangi dengan adanya informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada bulan November 2020 hingga Februari 2023 terdapat potensi cuaca ekstrem.
“Diprakirakan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Oleh karena itu, pada periode tersebut potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diantisipasi berupa banjir dan tanah longsor. Kegiatan apel pada pagi hari ini nantinya juga dilanjutkan dengan kegiatan simulasi penanggulangan bencana banjir,” bebernya.
Menko PMK, Muhadjir Effendy menyampaikan, agar tiap level pemerintahan dan masyarakat melakukan tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi. Kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk meminimalisir risiko serta dampak yang tidak diinginkan.
Menurut data BNPB, kejadian bencana tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 16 persen dibandingkan kejadian bencana tahun 2020, begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan mengungsi mengalami peningkatan sebesar 12 persen.
“Kondisi ini tentunya menjadi refleksi bahwa masih diperlukan upaya yang lebih maksimal baik di tingkat nasional, daerah, hingga masyarakat. Kerja sama semua pihak sangat diperlukan agar antisipasi bencana dapat lebih maksimal,” ucapnya.
Ia menuturkan, apel kesiapsiagaan dan latihan simulasi bencana merupakan elemen yang sangat berperan penting untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan bersama dalam rangka kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Hendaknya apel kesiapsiagaan bencana ini dapat dijadikan momentum memperkuat kerjasama penanggulangan bencana antar institusi/organisasi, mengkaji kemampuan peralatan penunjang peringatan dini, evakuasi serta tanggap darurat, meningkatkan kapasitas SDM dalam melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD DKI, Isnawa Adji menambahkan, dalam apel kesiapsiagaan bencana ini, juga dimobilisasi sarana dan prasarana penanggulangan bencana dari kementerian/lembaga, OPD, BUMN, BUMD, serta relawan.
“Setidaknya terdapat 132 mobil penanganan bencana, 24 sepeda motor, 103 perahu, serta 24 tenda dari berbagai lembaga,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Isnawa, partisipasi dari unsur non-pemerintah juga tergolong tinggi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya lembaga/relawan yang ingin ikut dalam kegiatan apel seperti, Baznas Bazis, Human Initiative, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Sabhawana, RAPI, ORARI dan sebagainya.
“Mereka juga membawa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga masing-masing. Setidaknya ada 136 lembaga non-pemerintah yang secara sukarela ikut berpartisipasi, termasuk support logistik kegiatan hari ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, dalam apel ini bertindak sebagai Pembina Apel adalah Menko PMK, Muhadjir Effendy. Sedangkan, bertindak sebagai Pemimpin Apel, Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Marulitua Sijabat.
Usai pelaksanaan apel juga dilakukan simulasi penanggulangan bencana oleh personel
gabungan.