Wartajakarta.idWartajakarta.idWartajakarta.id
  • Home
  • Jakarta
    • Kepulauan Seribu
    • Jakarta Barat
    • Jakarta Pusat
    • Jakarta Selatan
    • Jakarta Timur
    • Jakarta Utara
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Bisnis
    • Kesehatan
    • Teknologi
  • Dunia
  • Indeks Berita
Search
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Reading: Program FASTEMI, Terobosan Pertolongan Pertama Serangan Jantung
Sign In
Notification Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
  • Jakarta
  • Nasional
  • Dunia
  • Hukum
  • Politik
  • Bisnis
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Search
  • Jakarta
  • Bisnis
  • Hukum
  • Nasional
  • Dunia
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Wartajakarta.id > Berita > Nasional > Program FASTEMI, Terobosan Pertolongan Pertama Serangan Jantung
Nasional

Program FASTEMI, Terobosan Pertolongan Pertama Serangan Jantung

Wartajakarta.id 15 Juli 2024
Share
8 Min Read
SHARE

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan program FASTEMI (Farmako Invasif Strategi Tatalaksana ST Elevation Myocardial Infarction/STEMI) untuk membantu masyarakat dengan risiko tinggi penyakit jantung. Saat ini, program tersebut masih dalam tahap uji coba di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), FIHA, FESC, FSCAI, selaku Pimpinan Pilot Project Program FASTEMI menjelaskan, program ini bertujuan mempersiapkan dan memberikan pertolongan bagi pasien yang mengalami serangan jantung tipe STEMI.

Serangan jantung tipe STEMI terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah arteri koroner secara total sehingga otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen. STEMI merupakan jenis sindrom koroner akut yang memiliki risiko komplikasi serius dan kematian.

Menurut dr. Isman, pertolongan serangan jantung STEMI selama ini hanya bisa dilakukan di provinsi dan kota besar dengan membuka pembuluh darah yang tersumbat total. Prosesnya, pasien dengan keluhan nyeri dada dan angina akan melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), kemudian ketika hasil diagnosa positif serangan jantung STEMI langsung ditangani dengan catheterization laboratory (cath lab).

Penanganan cath lab untuk dilakukan kateterisasi jantung yang bertujuan membuka sumbatan pembuluh darah jantung. Cara ini hanya dapat dilakukan di ibu kota provinsi atau kota besar di rumah sakit rujukan provinsi atau rumah sakit swasta.

“Adanya inisiatif program FASTEMI ditujukan sebagai upaya pertolongan pertama pasien yang mengalami serangan jantung tipe STEMI di daerah terpencil, daerah-daerah yang jauh dari kota besar. Kalau di kota besar ada cath lab untuk penanganan serangan jantung,” jelas dr. Isman di Jakarta, Jumat (12/7).

“Bagi daerah yang tidak punya cath lab dan dokter jantung, pasien dengan serangan jantung tersebut bisa ditolong dengan tata laksana FASTEMI, yakni menggunakan obat-obatan penghancur bekuan darah. Program ini termasuk terobosan untuk pasien serangan jantung STEMI.”

Artinya, penatalaksanaan pertolongan pertama serangan jantung tipe STEMI tidak dengan cath lab atau kateterisasi maupun pemasangan ring, melainkan dengan pemberian obat-obatan penghancur bekuan darah yang disebut fibrinolitik atau trombolitik.

“Obat-obatan fibrinolitik akan disiapkan di puskesmas atau rumah sakit yang tidak ada fasilitas cath lab sehingga apabila ada pasien serangan jantung STEMI bisa langsung disuntik. Obat ini hanya disuntik, salah satu jenis yang dipilih, yaitu tenecteplase yang sekali suntik saja,” sambung dr. Isman.

“Rencananya, obat ini akan disalurkan ke puskesmas-puskesmas seluruh Indonesia. Kendati demikian, mengingat ini adalah pilot project pertama, maka hanya puskesmas-puskesmas terpilih dari masing-masing kabupaten/kota dulu yang dipilih untuk uji coba. Tidak langsung semuanya uji coba karena menunggu kesiapan obat-obatan.”

Kesiapan SDM hingga Konsultasi Online 

Program FASTEMI, yang dimulai sejak November 2023, mengalami percepatan pada Maret-April 2024. Perluasan pilot project FASTEMI direncanakan menyasar 34 provinsi di Indonesia—dengan melibatkan 34 rumah sakit pengampu yang akan membimbing puskesmas-puskesmas di wilayahnya.

dr. Isman Firdaus mengatakan, upaya pilot project FASTEMI yang melibatkan puskesmas dan 34 rumah sakit pengampu dilakukan secara bertahap. Sebab, terdapat syarat yang harus dipenuhi oleh puskesmas, mulai dari kesiapan sumber daya manusia (SDM) kesehatan hingga ketersediaan alat pertolongan kegawatdaruratan untuk pasien serangan jantung.

“Konsep program FASTEMI ini, yang pertama dilakukan adalah melakukan pelatihan. Ada pelatihan SDM kesehatan di puskesmas. Hal ini dilakukan karena mungkin ada SDM kesehatan yang belum mendapat pelatihan penatalaksanaan pasien serangan jantung di puskesmas,” katanya.

“Khususnya, pelatihan pemberian fibrinolitik, ya. Jadi, mereka akan diberi pelatihan cara memberikan obat tenecteplase. Kedua, selain diberikan obat tenecteplase, puskesmas juga akan disiapkan perangkat-perangkat untuk pertolongan kegawatdaruratan.”

Beberapa perangkat pertolongan kegawatdaruratan untuk pasien jantung yang akan didistribusikan ke puskesmas di seluruh Indonesia meliputi defibrillator atau Automated External Defibrillator (AED), alat EKG, dan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan serangan jantung seperti heparin, enoxaparin, clopidogrel, dan aspirin.

“Penyediaan alat EKG dan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan serangan jantung sebagai adjuvant seperti heparin, enoxaparin, clopidogrel, dan aspirin. Jadi, program FASTEMI ini, pasien yang serangan jantung tipe STEMI mendapat pertolongan pertama di puskesmas dulu,” terang dr. Isman yang berpraktik di Pusat Jantung Nasional RS Harapan Kita.

“Setelah diberikan obat penghancur bekuan darah, baru besoknya dirujuk ke rumah sakit. Tujuannya adalah mem-by pass (mengatasi penyumbatan) untuk membuka aliran darah ke jantung.”

Pilot project FASTEMI juga didukung oleh fasilitas telemedisin antara puskesmas dan rumah sakit pengampu. Fasilitas ini memungkinkan konsultasi hasil EKG dengan dokter spesialis jantung. Aplikasi telemedisin ini dinamakan KOMEN (Konsultasi Medis Online).

Aplikasi KOMEN mencakup riwayat dan data rekam medis pasien, termasuk pengiriman hasil EKG pasien yang bersangkutan dari puskesmas ke rumah sakit pengampu.

Verifikasi Pemberian Tenecteplase

Prinsip tatalaksana program FASTEMI adalah tim dokter di puskesmas menyuntikan obat tenecteplase untuk menghancurkan bekuan darah pada pasien serangan jantung STEMI.

Ketika aliran pembuluh darah terbuka kembali, keluhan nyeri dada berkurang, angka kematian pun turun dan pasien menjadi lebih tenang dan nyaman. Setelah itu, pasien dapat dirujuk ke rumah sakit untuk melakukan kateterisasi keesokan harinya.

dr. Isman Firdaus mengungkapkan, uji coba FASTEMI dengan pemberian tenecteplase di puskesmas harus berkoordinasi dengan rumah sakit pengampu. Dalam hal ini, keputusan pemberian tenecteplase tidak boleh diambil sendiri oleh dokter umum di puskesmas.

Terdapat sistem komando verifikasi seperti halnya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), yakni berupa Command Center. Pihak yang bertindak sebagai Command Center di tiap provinsi adalah rumah sakit rujukan provinsi – rumah sakit pengampu.

“Contoh yang sekarang diuji coba, rumah sakit pengampunya itu RSUP Dr. M. Djamil Padang, Kabupaten Pasaman Barat, dan RSUP Hasan Sadikin, Kabupaten Sukabumi. Ada 10 puskesmas di Sukabumi, mereka akan mengirimkan laporan pasien nyeri dada dan hasil EKG,” ungkap dr. Isman.

“RSUP Hasan Sadikin akan menerima hasil EKG dan memberikan kesimpulan sekaligus rekomendasi, bahwa pasien yang bersangkutan mengalami STEMI. Ketika sudah dijawab, maka akan diterima oleh dokter di puskesmas. Dokter di puskesmas bisa langsung menatalaksana dengan tenecteplase. Begitu juga di RSUP Dr. M. Djamil Padang, sudah ditunjuk puskesmas untuk tata laksana FASTEMI.”

Uji coba program FASTEMI yang baru dilakukan di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Pasaman Barat dilatarbelakangi puskesmas-puskesmas yang menjadi lokus pilot project telah memiliki alat defibrilator, EKG, dan dokter-dokternya sudah terlatih dalam kegawatdaruratan jantung tingkat lanjut (Advance Cardiac Life Support/ACLS).

“Kalau puskesmas sudah punya defibrilator, EKG dan dokternya ACLS, maka obat tenecteplase baru akan disalurkan,” lanjut dr. Isman.

Kehadiran program FASTEMI yang secara bertahap akan diuji coba di 34 provinsi diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung.

“Harapannya, dapat menurunkan angka kematian akibat serangan jantung. Jadi, pertolongan pertama pasien serangan jantung dengan penyumbatan pembuluh darah arteri jantung total dapat dilakukan di puskesmas,” ucap dr. Isman.

Previous Article Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Ketum PSSI Erick Thohir Bertemu, Pastikan Penyelenggaraan Piala Presiden Berjalan Aman dan Lancar
Next Article Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia 3-6 September 2024, Hadiri Misa Akbar di GBK Hingga Bertemu Presiden Jokowi
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Belum Terima Nusuk? Jemaah Haji Diminta Agar Lapor ke Ketua Kloter
Nasional 22 Mei 2025
Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Oplosan Gas Subsidi di Jakarta
Hukum 22 Mei 2025
Semakin Padat, Jemaah Perlu Perhatikan Tips Aman saat ke Masjidil Haram
Nasional 22 Mei 2025
Presiden Prabowo Pimpin Ratas Percepatan Hilirisasi, Konsorsium Huayou dan CATL Siap Jalankan Green Package
Nasional 22 Mei 2025
Cek Fakta Jemaah JKG 41 Pindah Sendiri dari Hotel 808, PPIH: Dikawal Petugas Hingga Penginapan
Nasional 22 Mei 2025
Wapres Gibran Rakabuming Tinjau Pabrik Elektronika di Cikarang
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto Serukan Penyederhanaan Regulasi untuk Kedaulatan Energi
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto: Energi dan Pangan adalah Kunci Kedaulatan Bangsa
Nasional 21 Mei 2025
Kingston Dukung Masa Depan: Memungkinkan Masa Depan AI dengan Solusi Performa Tinggi di COMPUTEX 2025
Bisnis 21 Mei 2025
OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Momen Perayaan Budaya Dunia di Hari Keanekaragaman Budaya 2025
Bisnis 21 Mei 2025

You Might also Like

Nasional

Kemenkes Bermitra dengan The Bill and Melinda Gates Foundation untuk Transformasi Kesehatan Indonesia

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 9 Juni 2023
Nasional

Pengoperasian Moda LRT Jabodebek, Presiden Jokowi: Keamanan dan Keselamatan Harus Dilihat Betul

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 3 Agustus 2023
Nasional

Presiden Jokowi Harap Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi Dorong Peningkatan Produksi dan Kualitas Tebu

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 4 November 2022
Nasional

IMF 2024, Alissa Qotrunnada Wahid Ungkap Transformasi Kemenag lewat Program Revitalisasi KUA dan Keluarga Sakinah

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 2 Agustus 2024
Nasional

Setkab Raih Penghargaan pada KPPU Award 2023

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 16 Februari 2023
Nasional

Pemerintah Rampungkan Revisi PP untuk Tingkatkan PNBP Sektor Minerba

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 22 Maret 2025
Nasional

Perbedaan 1 Syawal 1444 H, JMM: Dari Dulu Tidak Jadi Persoalan, Ini Justru Jadi Rahmat

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 21 April 2023
Nasional

Kemenag Latih 1.200 Guru Madrasah di Wilayah 3T

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 24 Agustus 2023
Nasional

Presiden Jokowi Minta Perwira Muda TNI-Polri Siap Hadapi Ancaman Teknologi

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 26 Juli 2023
Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
Follow US
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
Welcome Back!

Sign in to your account