Sebagaimana Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak bergerak cepat untuk membenahi pemerintahan, secepat itu pula dia menuai kritik. Baru saja mengumumkan kabinetnya, politikus 42 tahun tersebut langsung dicap mengecewakan. Itu disebabkan kabinetnya tidak mencerminkan keragaman Inggris sebagai negara yang dihuni beragam etnis dan ras.
Keterwakilan perempuan dalam kabinet Sunak juga merupakan yang terendah selama lebih dari satu dekade terakhir. Ada tujuh perempuan yang duduk dalam kabinet Sunak. Itu mewakili 22 persen anggota kabinet. Sebelumnya, pada era Liz Truss, ada 32 persen perempuan yang duduk di kabinet. Para era Boris Johnson dan Theresa May, masing-masing tercatat 24 persen dan 30 persen keterwakilan perempuan.
”Separo dari populasi (Inggris, Red) adalah perempuan. Ini bukan awal yang menyegarkan. (Politik) ini hanyalah pekerjaan untuk lelaki,” kritik Anneliese Dodds, menteri bayangan bidang perempuan dan kesetaraan.
Total ada 31 menteri dalam kabinet Sunak. Lima di antaranya adalah politikus yang oleh media Inggris disebut sebagai menteri kulit berwarna. Sebelumnya, Truss punya tujuh menteri kulit berwarna dalam kabinetnya
Direktur Riset di Resolution Foundation James Smith mengungkapkan bahwa minimnya keterwakilan perempuan dalam kabinet Sunak bisa berdampak panjang. ”Ini akan meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang buruk,” ujarnya seperti dikutip Evening Standard. Melalui media sosial (medsos) mereka, warga Inggris pun mengkritik Sunak.
Dalam langkah politisnya, Sunak mempertahankan tujuh menteri era Truss pada posisi lamanya. Termasuk Menteri Perdagangan Internasional Kemi Badenoch dan Menteri Keuangan Jeremy Hunt. Namun, ada pula menteri yang didepak Truss dan kini dipungut Sunak. Misalnya, Suella Braverman yang dipecat gara-gara menggunakan surel pribadi untuk urusan pekerjaan. Sunak menempatkan Braverman pada posisi menteri dalam negeri.
Rabu (26/10) Sunak memutuskan untuk menunda pengumuman penting tentang strategi keuangan publik. Pengumuman penting itu tidak akan dipublikasikan sampai setidaknya 17 November mendatang. Semula, Sunak menjadwalkan pengumuman pada akhir bulan ini. Dalam siaran resminya, Menteri Keuangan Jeremy Hunt menyatakan bahwa pemerintah membutuhkan lebih banyak waktu untuk memastikan strategi keuangan itu berjalan lancar.
”PM dan saya telah memutuskan bahwa memaparkan pernyataan itu pada 17 November adalah hal yang bijaksana,” tegas Hunt.
Strategi keuangan Sunak menjadi hal yang ditunggu-tunggu karena publik ingin tahu rencana pemerintah menutup kekurangan anggaran sebesar GBP 40 miliar atau setara Rp 719, 9 triliun. Nanti upaya-upaya untuk memulihkan perekonomian Inggris itu sepenuhnya diaudit pengawas fiskal.
Sesuai janjinya, Sunak akan membereskan dulu semua urusan dalam negeri. Karena itu, dia belum merencanakan lawatan mancanegara atau bertemu pemimpin negara lain. Kemarin dia tampil dalam sesi Prime Minister’s Questions pertamanya di parlemen. Itu adalah sesi tanya jawab antara PM dan tokoh-tokoh oposisi.
Dulu, Truss sempat dibantai dalam sesi tersebut. Sebab, Partai Konservatif terbelah. Ketika itu, hampir tidak ada anggota partai yang membela Truss dan kebijakan-kebijakannya. Karena itu, sesi yang sama untuk Sunak juga akan menjadi perhatian publik.
Dalam pidato perdananya, Sunak menegaskan bahwa harus ada keputusan sulit yang diambil untuk memulihkan stabilitas dan kepercayaan ekonomi. Namun, dia berjanji untuk melakukannya dengan cara yang adil dan transparan.
”Saya akan selalu melindungi yang paling rentan. Kami pernah melakukannya saat pandemi Covid-19. Kini, kami akan melakukannya lagi,” tegasnya.
MENGENAL PM RISHI SUNAK
– PM pertama Inggris yang berdarah Asia-Inggris (keturunan India).
– PM termuda Inggris setelah William Pitt the Younger (1783).
– Politikus Inggris dengan karier tercepat ke kursi PM (tujuh tahun).
– Kekayaan Sunak dan istrinya, Akshata Murthy, diperkirakan mencapai GBP 730 juta (sekitar Rp 12,9 triliun). Itu dua kali lipat estimasi kekayaan Raja Charles III.
– Pernah bercita-cita menjadi Kesatria Jedi. Film Star Wars favoritnya adalah The Empire Strikes Back.
– Penggemar Coca-Cola.
Sumber: BBC, The Guardian, People, Politico
(jp)