Property technology (proptech) menjadi salah satu fokus Sinar Mas Land dalam mengembangkan bisnisnya (SML) ke depan. Salah satunya diwujudkan melalui kehadiran Digital Hub, kawasan seluas 26 hektar yang didedikasikan untuk komunitas, institusi pendidikan, startup dan perusahaan multinasional di bidang teknologi digital dan kreatif.
Dituturkan Chief Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land Irawan Harahap, “Pengembangan proptech merupakan salah satu upaya yang dilakukan Sinar Mas Land dalam transformasi township kami menjadi integrated smart digital city.”
Lebih jauh ia menjelaskan, bukan hanya dari segi fisik atau keterbangunan, Sinar Mas Land juga mendorong pertumbuhan startup, khususnya bidang proptech yang erat kaitannya dengan bidang usaha Sinar Mas Land.
“Bersamaan dengan pembangunan Digital Hub, kami melakukan kampanye Digital Hub Next Action (DNA) yang menghadirkan berbagai program seminar, workshop inkubasi, dan akselerasi untuk memperkuat ekosistem digital serta menyiapkan para pelaku startup untuk bersaing di skala nasional maupun internasional,” lanjutnya.
Sejak 2017 sampai saat ini, menurut Irawan, investasi di Digital Hub sudah mencapai Rp 1,5 triliun. “Target kami tujuh tahun ke depan, investasi kami bisa mencapai Rp 5 hingga 6 triliun. Sementara itu, revenue yang sudah kami raih sebesar Rp 1 triliun hingga 1,2 triliun,” ucapnya, pada acara Tech Media Workshop bertema ‘The Next Wave Proptech Ecosystem in Indonesia’, hari ini (26/10), di Marketing Office BSD City.
Ditambahkan Chief Digital Tech Ecosystem and Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, “Keseriusan Sinar Mas Land untuk mentransformasi ekosistem digital perusahaan mendorong kami untuk melakukan perpanjangan usaha dengan Living Lab Ventures (LLV). Ini merupakan investment arm yang kami siapkan guna mendorong inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup di Indonesia.”
Bayu Seto, Partner Living Lab Venture, menegaskan, “Kami (LLV) akan melakukan investasi di perusahaan teknologi yang bisa memberikan solusi bagi ekosistem SML. Oleh karena itu, LLV telah berinvestasi di Traveloka, Go To, DANA, Circlo, Cohive, dna sebagainya.”
Diakui Bayu, kriteria startup yang akan LLV invest bukan hanya proptech, tapi juga mereka yang dapat memberikan solusi bagi seluruh ekosistem SML. Dia mencontohkan, bersama Circlo, SML mendigitalisasi ITC di seluruh Indonesia. “Kami bikin ITC digital, sehingga para seller di ITC punya kanal penjualan online di marketplace,” terangnya, yang menyebutkan bahwa ekosistem SML juga harus bisa membantu startup untuk bertumbuh.
Sejak diluncurkan pertengahan tahun ini, LLV telah menerima respon positif dari startup proptech, mulai dari sisi pencarian properti, kredit properti, pembiayaan, hingga co-living.
Sementara itu, pergerakan ke arah new wave proptech juga berpengaruh ke industri turunan, salah satunya Rumah123.com. Dikatakan Country Manager Maria Herawati Manik, “Industri proptech sangat terdorong di masa pandemi Covid-19, padahal banyak industri lain malah menurun. Kita juga menyaksikan pertumbuhan pasar properti di generasi milenial dan gen Z yang market share-nya kini mencapai 46%. Rumah123.com membantu konsumen dalam mencari properti, mulai dari listing properti primary dari developer, secondary dari pemilik properti, dan bank sebagai penyedia jasa layanan pendanaan. Penjajakan di masa pandemi, kami lakukan dengan transformasi ke digital untuk memudahkan konsumen mendapatkan properti yang sesuai dengan kebutuhannya.”
Pada kesempatan yang sama, Co-founder & CCO IDEAL Indira Shadrina menjelaskan, “IDEAL merupakan proptech yang membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan rumah yang ideal, dengan pendanaan yang bersifat responsible ending. Kami menyasar pendanaan properti karena hunian adalah kebutuhan pokok yang pasarnya besar dan sangat bisa bertahan saat pandemi Covid-19. Kami menghadirkan platform end-to-end yang menjamin keamanan data, mulai dari komparasi produk, simulasi dan pengajuan KPR secara digital langsung ketiga bank sekaligus dalam satu waktu.”
(rls/MC)