Selain vaksin primer, pemerintah juga terus menggalakkan vaksin dosis lanjutan atau booster bagi masyarakat umum. Namun, baru-baru ini muncul wacana untuk pemberian vaksin dosis keempat.
Lantas, apakah hal ini memang Anda perlukan?
Studi tentang vaksin COVID-19 dosis keempat
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperbarui rekomendasi vaksin COVID-19 dosis keempat yang sebelumnya disahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.
Hal ini dilakukan seiring dengan kekhawatiran akan penyebaran Son of Omicron atau disebut juga dengan subvarian BA.2 dari virus SARS-CoV-2.
Orang dengan gangguan kekebalan tubuh (immunocompromised) dan lansia berusia 50 tahun ke atas telah diizinkan menerima dosis keempat atau booster kedua.
Jenis vaksin booster bertipe messenger RNA (mRNA) yang terdiri dari Pfizer-BioNTech dan Moderna ini diberikan setidaknya empat bulan setelah suntikan sebelumnya.
Sebuah tinjauan dalam New England Journal of Medicine (2022) menunjukkan, dosis vaksin keempat meningkatkan antibodi tubuh lebih tinggi daripada yang dicapai setelah dosis ketiga.
Penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna dosis keempat dilaporkan mengalami tingkat antibodi yang lebih tinggi pada virus SARS-CoV-2, termasuk varian Delta dan Omicron.
Hal ini terjadi hanya dalam dua minggu setelah dosis booster kedua dibandingan dengan lima bulan setelah dosis booster pertama.
Kedua jenis vaksin ini efektif menekan COVID-19 tanpa menyebabkan efek samping meski berpotensi memicu gejala sistemik dan lokal ringan pada sebagian penerima.
Wacana pemberian vaksin dosis keempat di Indonesia
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyebut tingkat perlindungan vaksin memang menurun dalam enam bulan setelah disuntikkan.
Itulah yang jadi alasan lansia dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh perlu memperoleh vaksin booster COVID-19 tiga bulan setelah dosis kedua.
Mengenai vaksin dosis keempat, Nadia menyebut hal ini masih dikaji oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) seperti dikutip dari detikHealth, Jumat (25/2).
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono juga menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan vaksinasi dosis keempat akan dilaksanakan di Indonesia.
Masih banyak masyarakat Indonesia belum mendapat vaksin COVID-19 dosis satu dan dua sehingga itu yang harus kita kejar agar memenuhi target vaksinasi primer.
Berdasarkan laman vaksin.kemkes.go.id, terdapat 94,66% atau sekitar 80 per 100 penduduk sasaran vaksinasi yang sudah memperoleh dosis satu hingga Rabu (6/4).
Sementara itu, terdapat 77,22% penduduk yang memperoleh dosis kedua dan baru 12,22% penduduk yang memperoleh dosis ketiga alias booster.
Skema vaksin booster COVID-19 saat ini
Selain vaksin primer dosis lengkap, penting bagi Anda memperoleh vaksin booster. Ini karena antibodi tubuh akan mulai menurun dalam melawan COVID-19.
Menurut CDC, pemberian vaksin booster bisa menurunkan tingkat kematian akibat COVID-19 hingga 21 kali lebih kecil daripada orang yang tidak divaksinasi.
Selain itu, orang-orang yang telah mendapatkan vaksin berkemungkinan 7 kali lebih kecil untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memulai pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis lanjutan sejak Januari 2022 lalu.
Masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap bisa mendapatkan vaksin booster setelah terdaftar melalui aplikasi PeduliLindungi.
Adapun, regimen vaksin COVID-19 dosis booster sesuai surat edaran Kemenkes hingga 28 Februari 2022 ialah sebagai berikut.
Vaksin Primer | Vaksin Booster |
Sinovac | AstraZeneca (½ dosis) Pfizer (½ dosis) Moderna (dosis penuh) |
Pfizer | AstraZeneca (dosis penuh) Pfizer (dosis penuh) Moderna (½ dosis) |
AstraZeneca | AstraZeneca (dosis penuh) Pfizer (½ dosis) Moderna (½ dosis) |
Jansen | Moderna (½ dosis) |
Sinopharm | Sinopharm (dosis penuh) |
Moderna | Moderna (½ dosis) |
https://hellosehat.com/infeksi/covid19/efek-samping-vaksin-booster-covid-19/
Vaksinasi COVID-19 bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi dampak berat dari infeksi virus yang Anda alami.
Meski begitu, hal ini tidak sepenuhnya melindungi diri Anda dari risiko penularan virus corona.
Selain mendapatkan vaksin primer dan booster, Anda juga perlu selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak aman.
Rajin mencuci tangan dengan sabun dan selalu menyediakan hand sanitizer juga membantu mencegah risiko tertular COVID-19 selama beraktivitas.
Hello Health Group does not provide medical advice, diagnosis or treatment.
(Hello Sehat)