Bakal Ada 2 Miliar Perjalanan Terkait Tahun Baru Imlek
Wartajakarta.id – Yuri Tan sudah tidak sabar untuk segera pulang. Perempuan 23 tahun tersebut selama ini tinggal di Hongkong, sedangkan keluarga di Yangzhou, Tiongkok. Kesempatan baginya terbuka seiring resmi dibukanya perbatasan antara bekas koloni Inggris tersebut dan daratan utama Negeri Panda.
Bukan hanya dengan Hongkong, Tiongkok juga sudah resmi membuka perbatasan internasionalnya untuk kali pertama sejak pandemi Covid-19 melanda. ”Saya pulang karena tidak harus menjalani karantina,” ujar Yuri seperti dikutip Agence France-Presse.
Di tasnya ada beberapa boks obat penurun panas untuk persediaan keluarga. Obat-obatan semacam itu kini langka di Tiongkok gara-gara ledakan penularan Covid-19. Maskapai penerbangan utama Hongkong, Cathay Pacific, mengatakan akan menggandakan lebih dari dua kali lipat penerbangannya ke daratan utama Tiongkok.
Ini adalah kali pertama Tiongkok membuka perbatasannya untuk wilayah otonomi khusus Hongkong, Makau, dan negara-negara lain di dunia dengan mencabut kebijakan karantinanya. Namun, situasinya tidak serta-merta kembali seperti sebelum pandemi. Masih ada beberapa aturan yang harus dipatuhi.
Tiongkok masih menetapkan kewajiban tes negatif Covid-19 dengan periode maksimal 48 jam sebelum keberangkatan. Tes bisa dilakukan di negara tempat transit. Visa yang dikeluarkan juga terbatas. Visa untuk turis masih ditangguhkan.
Ada beberapa cara untuk dapat izin masuk ke Tiongkok. Yaitu memegang izin tinggal sah untuk bekerja, belajar, dan urusan pribadi seperti reuni dengan keluarga. Mereka yang memiliki visa diplomatik atau visa jenis C juga bisa masuk. Demikian pula pemegang kartu APEC yang masih berlaku.
Di pihak lain, penduduk Tiongkok kini bebas bepergian ke mana saja. Kebijakan baru itu diterapkan sehari setelah dimulainya chun yun pada Sabtu (7/1). Itu adalah periode 40 hari pertama perjalanan untuk Tahun Baru Imlek. Sebelum pandemi, Imlek di Tiongkok tercatat sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia.
”Sekitar 2 miliar perjalanan diperkirakan akan berlangsung pada (Imlek) saat ini. Itu hampir dua kali lipat pergerakan tahun lalu dan pulih hingga 70 persen dari level 2019,” bunyi pernyataan salah satu otoritas Tiongkok.
Diperkirakan bakal banyak penduduk Tiongkok yang mulai bepergian ke luar negeri. Namun, Covid-19 membuat situasinya menjadi rumit. Negara-negara yang mengandalkan sektor pariwisata sangat mengharapkan kedatangan turis Tiongkok. Tapi, di sisi lain, mereka tidak ingin subvarian Omicron terbaru yang muncul di Tiongkok ikut menyebar.
Tiongkok sudah berupaya sekuat tenaga untuk membendung kritik terkait kebijakan Covid-19 di negara tersebut. Beijing menangguhkan sementara 12.854 akun di Sina Weibo yang mengkritik pemerintah karena kebijakan pandeminya. Sina Weibo itu semacam Twitter lokal buatan Tiongkok.
Belasan negara sudah menerapkan kebijakan agar pelancong dari Tiongkok menyerahkan surat keterangan negatif Covid-19. Tes harus dilakukan sebelum berangkat. Beberapa negara lain memilih jalan aman. Thailand misalnya. Mereka memilih menerapkan aturan kepada semua pelancong dari luar negeri. Yakni, mereka harus menunjukkan bukti sudah divaksin dua kali ataupun sembuh dari Covid-19 sejak Juli.
”Pengunjung yang tidak divaksin harus menunjukkan laporan medis untuk menjelaskan keputusan mereka tidak divaksin,” ujar Otoritas Penerbangan Sipil Thailand.
Para turis itu juga wajib memiliki asuransi kesehatan selama tinggal di Thailand. Pemerintah Thailand mengharapkan 300 ribu pengunjung Tiongkok pada kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya mereka telah mencapai target 10 juta kedatangan asing tahun lalu. Pemulihan sektor wisata Thailand jauh lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
(jp)