Wartajakarta.id – Semua penduduk di wilayah Zona Ekonomi Bandara Zhengzhou, Henan, Tiongkok, terjebak. Pemerintah memberlakukan lockdown di area tersebut. Hanya relawan Covid-19 dan pekerja penting yang boleh keluar masuk.
Total ada sekitar 600 ribu orang yang berada di Zona Ekonomi Bandara Zhengzhou. Sekitar 200 ribu di antaranya adalah pegawai Foxconn yang memproduksi berbagai produk Apple. Pengamat Counterpoint Research Ivan Lam menjelaskan bahwa di Foxconn itulah sekitar 80 persen iPhone 14 diproduksi. Hingga kini, belum ada komentar dari pihak perusahaan.
Para pekerja mengeluhkan situasi di dalam pabrik yang dinilai buruk. Ada yang melarikan diri dengan berjalan kaki. Hanya, tidak ada kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di area lockdown tersebut.
”Mendapatkan bayaran bukan hal penting lagi, yang paling penting adalah bertahan,” ujar salah seorang pekerja di Foxconn kepada Agence France-Presse.
Dia memilih bertahan di pabrik karena tidak ingin menambah kasus penularan di kampung halamannya. Namun, menurut pria 30-an tahun yang tak mau disebut namanya itu, langkah pencegahan penularan di dalam pabrik sangat memalukan. Orang yang negatif bercampur dengan mereka yang positif. Makanan yang diberikan juga tidak layak. Obat-obatan untuk para pekerja yang sakit juga tidak memadai.
Saat ini hanya kendaraan medis dan pengiriman barang penting yang beroperasi di jalanan Distrik Zhengzhou. Penduduk diminta untuk menjalani tes Covid-19 setiap hari. Otoritas setempat mengancam akan menindak dengan tegas setiap pelanggaran.
Disinfeksi menyeluruh juga bakal dilakukan di fasilitas Foxconn selama tiga hari ke depan. Itu termasuk asrama karyawan. Pekerja yang dikarantina di pabrik perlu menunjukkan tujuh hari tes negatif sebelum pulang ke kota asal mereka.
Perusahaan pembuat mobil listrik Nio juga terdampak. Mereka menghentikan sementara proses produksi di dua pabriknya yang berada di Hefei karena pembatasan Covid-19. Itu terjadi sejak Oktober lalu.
”Berita bahwa produksi di pabrik Nio telah dihentikan sementara adalah benar dan ini akan berdampak pada jadwal produksi serta pengiriman,” ujar perwakilan perusahaan Nio.
(jp)