Wartajakarta.id – Seorang pria di Florida, AS, meninggal setelah terinfeksi amuba langka yang disebut sebagai amuba pemakan otak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengungkapkan pria tersebut sebelumnya setiap hari membilas hidung bagian dalamnya dengan air dari keran. Air yang digunakan untuk membilas tak dididihkan terlebih dahulu.
CDC sendiri mengatakan itu adalah kasus pertama seseorang terinfeksi amuba Naegleria fowleri yang disebut juga pemakan otak melalui air keran.
“Orang yang membilas bagian dalam hidung harus menggunakan air suling atau air ledeng yang telah dididihkan dan kemudian didinginkan. Air tersebut setidaknya terbebas dari amuba,” tulis CDC.
CDC mengatakan amuba Naegleria fowleri kerap berkembang di dalam air tawar yang hangat seperti danau dan sungai, dan tidak ditemukan di air asin seperti lautan.
Pada tahun lalu, Dr. Todd Husty, seorang spesialis medis darurat di Seminole County, berbicara dengan News 6 setelah seorang anak laki-laki Florida berusia 13 tahun terjangkit amuba pemakan otak.
“Amuba itu menghancurkan sel-sel otak dan memang begitu,” katanya. “Amuba itu tidak ada di air minum yang bersih. Anda bisa terinfeksi amuba itu dari air yang kotor atau air yang belum dididihkan. Saya rasa, air minum yang dikonsumsi sehari-hari dan sehat, tidak terjangkit amuba itu,” imbuh Todd Husty.
Sementara itu, Eric Milbrandt, Direktur Laboratorium Kelautan di Yayasan Konservasi Sanibel-Captiva, mengatakan kepada Fox 4 bahwa penyakit yang disebabkan oleh Nagleria fowleri sangat langka. Dia mengatakan amuba itu hanya bisa masuk ke dalam orga dalam orang melalui hidung, bukan dengan menelannya.
“Ini ditemukan di mata air panas, ditemukan di air hangat, danau, dan juga dapat ditemukan di tangki air panas dan, dalam beberapa kasus yang sangat jarang, di air ledeng,” kata Milbrandt.
Infeksi Nagleria fowleri biasanya dikaitkan dengan seseorang ketika berenang di danau dan sungai, tetapi dapat ditemukan juga di air ledeng.
(jp)