Wartajakarta.id – Perang Rusia dan Ukraina berdampak pada korban tewas tak hanya pada masyarakat sipil tetapi juga para tentara. Ukraina mengklaim sebanyak 40 ribu warga sipil di Ukraina tewas, sedangkan 100 ribu tentara Rusia telah terbunuh dalam perang.
“Sebanyak 40 ribu warga sipil Ukraina dan lebih dari 100.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka sejak invasi kurang dari sembilan bulan lalu, kata ketua Kepala Staf Gabungan Ukraina Jenderal Angkatan Darat Mark Milley seperti dilansir dari USA Today, Minggu (13/11).
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pasukannya telah mulai menarik diri dari Kherson. Milley memperkirakan korban di Ukraina juga mencapai 6 angka.
“Saya yakin Rusia melakukannya untuk mempertahankan kekuatan mereka, untuk membangun kembali garis pertahanan di selatan sungai (Dnieper),” katanya.
Panglima angkatan bersenjata Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhny, mengatakan mereka telah maju lebih dari 22 mil dan merebut kembali 41 desa dan kota di provinsi Kherson sejak 1 Oktober, termasuk 12 pada hari Rabu saja. Namun, pejabat Ukraina memperingatkan Rusia kemungkinan meninggalkan ranjau dan mungkin akan menembaki kota Kherson dari seberang sungai.
Peran AS
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa AS mengawasi dengan cermat apakah Rusia benar-benar menarik diri dari Kherson. Hal itu akan menjadi tonggak penting militer bagi pasukan Kyiv.
“Jika ini benar-benar terjadi, itu berarti dalam pertempuran Kyiv, dalam pertempuran Kherson, dalam pertempuran Kharkiv, Ukraina akan menang melawan pasukan penyerbu. Tapi tentu saja, ini bukan akhir dari perang,” kata Sullivan.
(jp)