Indonesia masih mengalami masalah produksi dan distribusi tenaga kesehatan. Sekitar 5.300 atau 50% lebih Puskesmas masih belum memiliki 9 jenis tenaga kesehatan secara lengkap. Selain itu, persebaran tenaga kesehatan juga masih belum merata.
“Dengan adanya 38 Poltekkes di 33 provinsi, yang terdiri dari 24 rumpun keilmuan kesehatan, diharapkan mampu mengatasi masalah kekurangan jumlah dan distribusi tenaga kesehatan,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono saat pembukaan Edu Health Fair Poltekkes Kemenkes 2022 di Bali, Senin (24/10).
Poltekkes Kemenkes perlu melakukan transformasi melalui strategi utama memperbaiki tata kelola dan Kelembagaan dari Poltekkes, salah satunya dengan mengubah seluruh Poltekkes menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun 2023 dan pembangunan Poltekkes baru di beberapa Provinsi strategis.
Prof. Dante meneruskan, strategi selanjutnya adalah memperbaiki sistem pendidikan Poltekkes, dimulai dari penyesuaian prodi keperawatan dengan program prioritas Kemenkes, standardisasi kualitas dosen, hingga peningkatan kualitas dan tingkat serapan lulusan.
Strategi terakhir adalah mengembangkan sektor penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama transformasi sistem ketahanan kesehatan melalui pengembangan riset alat kesehatan dalam negeri yang didukung dengan jejaring sentra riset.
“Poltekkes juga memiliki peran penting dalam transformasi sistem ketahanan kesehatan. Jejaring sentra riset alat kesehatan yang terdiri dari perwakilan perguruan tinggi, akan menjadi pusat sinergi antara akademisi, industri, pemerintah, dan konsumen,” tutur Prof. Dante.
Pandemi COVID-19 menyadarkan kita atas banyaknya kekurangan di sistem kesehatan, seperti ketahanan farmasi dan alat kesehatan, serta sektor SDM Kesehatan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan di sistem kesehatan tersebut, Kemenkes melakukan Transformasi Kesehatan. Secara khusus, transformasi sistem ketahanan kesehatan dan transformasi SDM kesehatan merupakan latar belakang rangkaian acara hari ini.
Kemenkes terus berupaya mendorong prioritisasi pembelian alat kesehatan dalam negeri untuk membangun kemandirian farmasi dan alat kesehatan di Indonesia.
Edu Health Fair Poltekkes Kemenkes digelar dalam rangka memfasilitasi Poltekkes Kemenkes untuk memperkenalkan profil institusi, lulusan, hingga produk dan inovasi yang dihasilkan Poltekkes Kemenkes kepada masyarakat, para pelaku industri, dan jasa kesehatan.
“Kemenkes dapat lebih berkontribusi lebih luas dalam pembangunan kesehatan dan industri kesehatan. Selain itu juga untuk mempromosikan Poltekkes Kemenkes kepada para calon mahasiswa, sehingga dapat menjadi pilihan utama bagi lulusan SMA/SMK yang ingin melanjutkan pendidikannya di bidang kesehatan,” ungkap Prof. Dante.
Adapun daftar peserta pameran edu health fair antara lain :
a. 38 Poltekkes Kemenkes
b. Konsil Kedokteran Indonesia
c. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
d. Ditjen tenaga Kesehatan
e. Badan Kajian Pembangunan Kesehatan (BKPK)
f. Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan
Prof Dante mengapresiasi seluruh Poltekkes yang telah berupaya meningkatkan keunggulannya dalam penyediaan tenaga kesehatan serta inovasi berupa kebijakan maupun teknologi kesehatan.
“Tidak lupa saya ucapkan terima kasih juga kepada perwakilan industri dan dunia kerja, yang terus berupaya melakukan kolaborasi dengan Poltekkes ke arah yang lebih baik,” ucap Prof. Dante