Presiden Tiongkok Xi Jinping mengklaim sudah mencapai kemakmuran bersama untuk seluruh rakyatnya. Hal itu ia sampaikan dalam pembukaan Kongres Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang sudah digelar sejak 16 Oktober dan berlangsung hingga 22 Oktober mendatang. Sementara sejumlah pakar menyoroti menurunnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok akibat kebijakan nol Covid-19.
Kekhawatiran Xi Jinping memamerkan kemakmuran kolektif dalam pidato Kongres PKT, disebut pakar sebagai semakin mundurnya reformasi ekonomi. Dalam pernyataannya, Xi menyebut kalimat kemakmuran bersama dan perjuangan. Para ahli khawatir pendekatan ekonomi Partai Komunis Tiongkok dapat membuat negara itu mundur dan menyebabkan lebih banyak kesulitan bagi ekonomi global.
Tiongkok saat ini dinilai menghadapi tantangan ekonomi. Para ekonom telah memperingatkan bahwa membalikkan reformasi dapat menghambat pertumbuhan negara.
“Xi membuat banyak kesalahan dalam lima tahun terakhir dengan ekonomi nasional. Dari kebijakan pencegahan epidemi, hingga gagasan bahwa perusahaan negara maju, sektor swasta mundur, dan penindasan industri teknologi, dan seterusnya, saya pikir ini semua sangat salah untuk ekonomi Tiongkok,” kata Profesor Shi Heling dari Departemen Ekonomi Universitas Monash.
Shi Heling mengatakan Tiongkok telah memberikan subsidi besar kepada perusahaan negara yang telah terbukti menghadapi jalan buntu di masa lalu sebelum reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Ia menambahkan bahwa ini memberikan sedikit insentif bagi perusahaan swasta untuk berkembang dan akan mengakibatkan pembangunan ekonomi Tiongkok kehilangan momentum.
“Sekarang, Tiongkok berjalan mundur. Ini kehilangan kesempatan untuk menjadi kekuatan dunia,” jelasnya.
Sementara, Xi Jinping memaparkan rencananya kepada delegasi pertemuan. Ia yang diprediksi akan menjabat sebagai presiden untuk periode ketiga memberi sinyal soal rencana 5 tahun ke depan.
“Lima tahun ke depan akan sangat penting,” kata Xi. Xi Jinping juga berulang kali menyebut slogannya tentang peremajaan bangsa Tiongkok.
(jp)