Wartajakarta.idWartajakarta.idWartajakarta.id
  • Home
  • Jakarta
    • Kepulauan Seribu
    • Jakarta Barat
    • Jakarta Pusat
    • Jakarta Selatan
    • Jakarta Timur
    • Jakarta Utara
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Bisnis
    • Kesehatan
    • Teknologi
  • Dunia
  • Indeks Berita
Search
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Reading: Populasi Menyusut, Ini 7 Kiat Untuk Tiongkok Genjot Angka Kelahiran
Sign In
Notification Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
  • Jakarta
  • Nasional
  • Dunia
  • Hukum
  • Politik
  • Bisnis
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Search
  • Jakarta
  • Bisnis
  • Hukum
  • Nasional
  • Dunia
  • Politik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Indeks Berita
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
Wartajakarta.id > Berita > Dunia > Populasi Menyusut, Ini 7 Kiat Untuk Tiongkok Genjot Angka Kelahiran
Dunia

Populasi Menyusut, Ini 7 Kiat Untuk Tiongkok Genjot Angka Kelahiran

Wartajakarta.id 29 Januari 2023
Share
4 Min Read
SHARE

Wartajakarta.id – Populasi Tiongkok menyusut dalam 6 dekade terakhir. Hal itu terlihat dari angka lansia yang meningkat, sementara angka kelahiran menyusut. Kebijakan program 1 anak dan juga biaya hidup serta pendidikan yang semakin mahal, membuat warga Tiongkok berpikir ulang menambah momongan atau memiliki anak.

Ahli demografi mengatakan Tiongkok memiliki berbagai pilihan yang tersedia untuk meningkatkan tingkat kesuburan dan memperlambat laju penurunan populasinya. Misalnya mulai dari menghapus kebijakan keluarga berencana hingga meningkatkan cuti melahirkan hingga meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja.

Jumlah bayi baru lahir turun menjadi 9,56 juta, pertama kali angkanya turun di bawah 10 juta. Berikut adalah tujuh saran dari para ahli seperti dilansir dari South China Morning Post, Minggu (29/1).

1. Stop kebijakan keluarga berencana

Efek dari penghapusan kebijakan keluarga berencana Tiongkok dan pembatasan kelahiran masih bisa diperdebatkan. Survei dan penelitian independen menunjukkan hanya sejumlah kecil pasangan yang ingin memiliki lebih dari tiga anak, karena sebagian besar terhambat oleh biaya hidup dan kurangnya dukungan pengasuhan anak.

“Tetapi mengakhiri kebijakan tiga anak dan mendorong kelahiran tanpa batas akan menunjukkan perubahan total dalam kebijakan,” kata ahli demografi independen He Yafu.

2. Insentif Tunai

Selama dua tahun terakhir, otoritas di seluruh Tiongkok telah meluncurkan insentif keuangan untuk mendorong pasangan memiliki anak. Tahun ini, orang tua yang memiliki anak ketiga atau lebih di Shenzhen berhak mendapatkan tunjangan tunai sebesar 19.000 yuan (USD 2.800) hingga anak tersebut berusia tiga tahun. Di Jinan, ibu kota provinsi Shandong timur, ibu yang melahirkan anak kedua atau ketiga tahun ini akan menerima subsidi pengasuhan anak sebesar 600 yuan setiap bulan sampai dia berusia tiga tahun.

3. Mengubah sikap publik

Sejak kebijakan satu anak diberlakukan pada 1980-an, pesan umum yang diterima masyarakat adalah semakin sedikit anak semakin baik. Meskipun ditinggalkan pada Januari 2016 demi kebijakan dua anak, kebijakan ini telah mengubah pemikiran generasi kekinian.

4. Jadikan sekolah lebih terjangkau

Anak-anak di Tiongkok memenuhi syarat untuk masuk taman kanak-kanak setelah berusia tiga tahun, tetapi biaya untuk banyak keluarga pekerja dan kelas menengah merupakan beban yang sangat besar. Pangsa taman kanak-kanak umum yang murah di Tiongkok turun dari 77 persen dari total pada tahun 1997 menjadi 38,4 persen pada tahun 2019, menurut data dari Kementerian Pendidikan.

5. Meningkatkan hak-hak perempuan di tempat kerja

Perempuan menikah dengan anak-anak lebih rentan terhadap diskriminasi di pasar kerja. Banyak yang terpaksa memilih antara anak-anak dan karier mereka, karena perempuan yang menginginkan sebuah keluarga sering tertahan di tahap awal karier mereka karena tanggung jawab mengasuh anak.

6. Lebih banyak penelitian

Tidak ada cukup data untuk benar-benar memahami mengapa orang Tiongkok enggan memiliki bayi. Wakil presiden Asosiasi Penduduk China dan seorang profesor demografi di Universitas Nankai di Tianjin Yuan Xin mengatakan perlu ada penelitian apa faktor lain selain harga rumah yang tinggi, dan pendidikan yang mahal.

7. Tingkatkan cuti melahirkan

Mengingat skala krisis demografi, provinsi di seluruh negeri telah mulai meningkatkan hak cuti pekerja. Beijing, misalnya, menambahkan 60 hari cuti hamil efektif November 2021, sehingga totalnya menjadi 158. Cuti melahirkan adalah 15 hari.

(jp)

Previous Article Malaysia Mengutuk Keras Pembunuhan Warga Palestina di Jenin
Next Article Lagi, Serangan Rudal Tewaskan 10 Warga Sipil di Ukraina, 20 Terluka
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Belum Terima Nusuk? Jemaah Haji Diminta Agar Lapor ke Ketua Kloter
Nasional 22 Mei 2025
Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Oplosan Gas Subsidi di Jakarta
Hukum 22 Mei 2025
Semakin Padat, Jemaah Perlu Perhatikan Tips Aman saat ke Masjidil Haram
Nasional 22 Mei 2025
Presiden Prabowo Pimpin Ratas Percepatan Hilirisasi, Konsorsium Huayou dan CATL Siap Jalankan Green Package
Nasional 22 Mei 2025
Cek Fakta Jemaah JKG 41 Pindah Sendiri dari Hotel 808, PPIH: Dikawal Petugas Hingga Penginapan
Nasional 22 Mei 2025
Wapres Gibran Rakabuming Tinjau Pabrik Elektronika di Cikarang
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto Serukan Penyederhanaan Regulasi untuk Kedaulatan Energi
Nasional 21 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto: Energi dan Pangan adalah Kunci Kedaulatan Bangsa
Nasional 21 Mei 2025
5 Hari Lagi Pre Order Samsung Galaxy S25 Edge Dibuka, Seri S Paling Tipis, Kamera Canggih, Performa Kuat
Bisnis 21 Mei 2025
Kingston Dukung Masa Depan: Memungkinkan Masa Depan AI dengan Solusi Performa Tinggi di COMPUTEX 2025
Bisnis 21 Mei 2025

You Might also Like

Dunia

Pilu, Mantan Karyawan Google Curhat Usai Dipecat Secara Mendadak

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 1 Februari 2023
Dunia

Polemik Batas ZEE, Pemerintah Tak Akan Ikuti Keinginan Vietnam

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 25 November 2022
Dunia

Astronot Jepang Jadi Awak Stasiun Ruang Angkasa Yang Dipimpin AS

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 18 November 2022
Dunia

KTT ASEAN Akan Diawali Dengan Pertemuan Menlu

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 19 Januari 2023
Dunia

1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, AS Jatuhkan Sanksi Tambahan

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 25 Februari 2023
Dunia

Jepang Minta Rusia Rundingkan Izin Operasi Pemancingan Ikan

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 23 Januari 2023
Dunia

Elon Musk Pecahkan Rekor Dunia Kehilangan Pundi Kekayaan

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 13 Januari 2023
Dunia

Varian Virus XBB Picu Lonjakan Covid-19 di Singapura hingga 2 Kali Lipat

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 20 Oktober 2022
Dunia

Indonesia Kirim Tim Medis, Logistik, hingga Anjing Pelacak ke Turki

Wartajakarta.id Wartajakarta.id 10 Februari 2023
Show More
Wartajakarta.idWartajakarta.id
Follow US
© 2022-2023 Wartajakarta.id. Berbagi Kabar Seputar Jakarta. All Rights Reserved.
  • About
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Contact
Welcome Back!

Sign in to your account