Wartajakarta.id – Otoritas India memperbarui data jumlah korban tewas akibat ambruknya jembatan gantung berusia ratusan tahun. Total sudah 141 jiwa meninggal dunia dalam kejadian itu. Polisi, militer, dan tim tanggap bencana dikerahkan dalam upaya penyelamatan. Lebih dari 177 orang telah diselamatkan sejauh ini.
Saat kejadian, masyarakat tengah berkerumun merayakan pesta budaya di sana. Tak heran, para korban kebanyakan anak-anak dan perempuan.
“Banyak anak-anak menikmati liburan Diwali dan mereka datang ke sini sebagai turis,” kata seorang saksi mata bernama Sukram kepada kantor berita Reuters. “Semuanya jatuh. Jembatan itu runtuh karena kelebihan beban,” jelasnya.
Video di media sosial menunjukkan puluhan orang berpegangan di reruntuhan rangka jembatan ketika tim darurat berusaha menyelamatkan mereka. Beberapa korban selamat memanjat jaring jembatan yang rusak, dan yang lainnya berhasil berenang ke tepi sungai. Laporan mengatakan beberapa ratus orang berada di jembatan ketika runtuh sekitar pukul 18:40 waktu India pada Minggu (30/10).
Sebuah rekaman video sebelum insiden menunjukkan jembatan penuh sesak dengan orang-orang dan bergoyang dan banyak yang berpegangan erat jaring di sisinya.
Pihak berwenang berjanji menyelidiki kejadian itu.
“Saya sangat sedih dengan tragedi itu,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi.
Cerita Saksi Mata
Jembatan itu adalah objek wisata populer yang dikenal secara lokal sebagai Julto Pul (jembatan ayun).
Salah seorang saksi, Prateek Vasava, berada di jembatan pada saat kejadian. Dia mengatakan kepada saluran berita 24 Jam berbahasa Gujarat, dirinya berenang ke tepi sungai.
“Beberapa anak jatuh ke sungai,” katanya. “Saya ingin menarik beberapa dari mereka, tetapi mereka keburu tenggelam atau hanyut,” katanya.
Video menunjukkan adegan kekacauan ketika penonton di tepi sungai mencoba menyelamatkan keluarga yang terperangkap di air. Seorang korban insiden itu, Siddikbhai, yang dirawat di rumah sakit, menceritakan kepada India Today bahwa ia mengunjungi sungai Macchu itu bersama tiga temannya. “Saya sulit berlari, situasinya sangat kacau,” katanya.
Seorang penjual teh mengaku trauma melihat orang bergelantungan dan berteriak-teriak di rangka jembatan.
“Orang-orang tergantung di kabel dan kemudian terpeleset. Saya tidak tidur dan kami membantu orang sepanjang malam. Sungguh menyayat hati melihat wanita hamil 8 bulan meninggal. Belum pernah melihat hal seperti itu dalam hidup saya,” pungkasnya.
(jp)