Dikenal sebagai Pemimpin Umat yang Menjembatani Perbedaan
Wartajakarta.id – Lonceng berbunyi di Kota Vatikan kemarin (31/12) pagi waktu setempat setelah tersiar kabar meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI. Dia meninggal di usia 95 tahun.
”Dengan rasa duka, kami memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal hari ini (kemarin, Red) pukul 09.34 di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan.” Begitu bunyi pernyataan Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni.
Jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus mulai 2 Januari. Kemudian, pada 5 Januari, Paus Fransiskus akan memimpin upacara pemakamannya.
Sebelum meninggal, Paus Benediktus dikabarkan mengalami sakit keras. Pernyataan dari Vatikan pada pertengahan pekan ini (28/12), Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa pendahulunya yang memiliki nama lahir Joseph Ratzinger itu dalam keadaan sakit parah. Paus Fransiskus menyerukan untuk mendoakan Benediktus.
Paus Benediktus XVI meninggal setelah hampir satu dekade mengundurkan diri dari takhta suci karena alasan kesehatan. Persisnya pada 28 Februari 2013. Dalam pernyataannya pada 11 Februari 2013, dia mengatakan tidak memiliki kekuatan untuk menjalankan tugas-tugas kepausan.
Pengunduran diri itu membuatnya tercatat sebagai paus pertama yang mengundurkan diri setelah 600 tahun dalam sejarah kepausan. Tidak ada paus lain yang mengundurkan diri sejak Gregorius XII pada 1415. Benediktus menjadi orang pertama yang melakukannya secara sukarela sejak Celestine V pada 1294.
Joseph Ratzinger lahir pada 16 April 1927 di Bayern, Jerman. Kardinal Joseph Ratzinger kemudian terpilih sebagai pemimpin umat Katolik sedunia pada 19 April 2005. Dia menggantikan Paus Yohanes Paulus II yang meninggal pada 2005. Saat terpilih sebagai paus, usia Joseph Ratzinger menginjak 78 tahun. Itu menjadikannya sebagai seorang di antara paus tertua dalam sejarah gereja Katolik ketika dipilih.
Dari tanah air, sejumlah tokoh menyampaikan duka atas meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI. Di antaranya, Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom. ”Atas nama gereja-gereja di Indonesia, saya menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya Paus Emeritus Benediktus,” katanya di Jakarta kemarin.
Gomar menuturkan, Benediktus XVI telah mengakhiri pertandingannya. Selanjutnya, dia kini sudah dimahkotai oleh mahkota kehidupan. Gomar mengenang Benediktus XVI sebagai sosok yang terus mempertahankan kemurnian ajaran gereja.
”Meski terkesan ortodoks, dengan kegigihannya menentangi pemikiran para teolog progresif seperti teologi pembebasan,” katanya. Kemudian, dia juga menolak praktik aborsi, eutanasia, dan LGBT. Selain itu, Benediktus XVI sangat terbuka dan mendorong dialog antargereja dan antaragama.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas turut menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Paus Benediktus XVI yang dikenal rendah hati tersebut. ”Saya sampaikan duka mendalam atas wafatnya Paus Benediktus. Saya banyak mendengar keteladanan beliau sebagai sosok yang rendah hati,” tuturnya. Hal itu, lanjut Yaqut, ditunjukkan dengan kesediaan Paus Benediktus untuk meminta maaf.
Paus Benediktus juga sosok yang mau menjembatani perbedaan. Kunjungannya ke Masjid Biru di Istanbul, Turki, pada 2006 menunjukkan komitmennya untuk menjembatani perbedaan. Saat itu Paus Benediktus bergabung dengan imam muslim dalam doa hening. ”Selain kerendahhatian, apa yang dilakukan itu cermin sosok yang mau menjembatani perbedaan dan cinta damai,” ujar Yaqut.
(jp)