Wartajakarta.id – Sejak dicabutnya kebijakan nol-Covid hingga saat ini, Tiongkok masih menghadapi situasi darurat Covid-19. Bahkan, pasien di pusat kota Beijing kesulitan mendapatkan kamar rumah sakit.
Terlihat suasana padat di RS di mana sebagian pasien yakni lansia dan keluarganya mengenakan masker beristirahat di selasar lorong RS. Sementara yang lain tidur dengan terduduk di ruang tunggu yang penuh sesak dengan kursi bernomor. Banyak pasien diinfus, sementara yang lain diberi oksigen.
Di Rumah Sakit Chuiyangliu di sebelah timur Beijing pada Kamis (5/1) begitu padat. Tempat tidur habis, rumah sakit penuh sesak. Dan ambulans semakin banyak membawa pasien.
Perawat dan dokter tampak lelah, namun terus berusaha menangani pasien yang paling mendesak. Belum lagi tantangan sistem kesehatan di pedesaan yang lebih lemah.
Kompak Tolak Pelancong Tiongkok
Beberapa pemerintah daerah di Tiongkok mulai meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan pulang untuk liburan Tahun Baru Imlek 2023. Di luar negeri, semakin banyak pemerintah yang mewajibkan tes Covid-19 untuk para pelancong dari Tiongkok.
Sejumlah negara juga kompak memberlakukan penolakan dan pengawasan ketat terhadap pelancong Tiongkok. Uni Eropa mewajibkan tes untuk penumpang dari Tiongkok, begitu juga Korea.
Prancis serta Spanyol mengikuti. AS mewajibkan hasil tes negatif untuk pelancong dari Tiongkok dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, Hongkong mengumumkan membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan Tiongkok daratan dan mengizinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa dikarantina.
(jp)