Menurut dia, peningkatan kapasitas ilmu kesehatan anak bisa melalui workshop.
Hal itu wajib dimiliki kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam memantau tumbuh kembang anak.
Tak hanya itu, Posyandu merupakan perpanjangan tangan Puskesmas.
“Kita nanti berharap bisa memperjuangkan tenaga kerjanya, pengetahuannya harus lebih di upgrade (tingkatkan -red),” ujar Hilda di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (24/9).
Peningkatan pengetahuan itu, sambung Hilda, bisa menjadikan para kader Posyandu lebih produktif.
Selain itu, menumbuhkan inovasi dalam program peningkatan gizi anak.
“Dengan peningkatan pengetahuan kesehatan anak, saya harap mereka (kader Posyandu) bisa lebih produktif dan memiliki program-program yang menunjang tumbuh kembang,”tutur Hilda.
Tak hanya itu, Hilda juga berharap Pemprov DKI menyediakan tenaga kesehatan yang berjaga di setiap Posyandu.
Dengan demikian, menjangkau layanan Kesehatan bagi anak dan lansia (lanjut usia).
Anak dan lansia tidak harus terkendala jarak tempuh ke Puskesmas atau Faskes 1.
“Saya juga akan mendorong penempatan petugas kesehatan dan alat-alat yang tentunya bisa mendukung,” tutur dia.
“Menurut saya, Posyandu bisa jadi penolong pertama jika ada anak yang sakit. Langkah paling cepat dan dekat adalah Posyandu,” pungkas Hilda.
Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, terdapat 4.469 Posyandu pada tahun 2022.
Lokasi Posyandu tersebut tersebar di seluruh wilayah Jakarta.