Wartajakarta.id-Belum ada satu pun pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam peristiwa Ledakan bom di Istanbul, Turki yang terjadi pada Minggu (13/11). Kendati demikian, selama ini di Turki memang terjadi sejumlah serangan bom dalam rentang waktu 2015 hingga 2017. Pelakunya adalah ISIS dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Berdasarkan laporan yang dilansir dari Al Jazeera, tiga orang tersangka terlibat dalam ledakan yang menewaskan enam orang dan melukai 81 orang tersebut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan, dirinya mendapatkan informasi bahwa tersangka utama ledakan di kawasan Istiklal yang padat tersebut adalah perempuan.
’’Ada peran perempuan dalam kejadian ledakan ini,’’ ungkap Erdogan dalam sebuah konferensi pers sebelum dirinya berangkat ke Bali untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, Indonesia.
Menurut Erdogan, dia menerima informasi rahasia, bahwa perempuan menjatuhkan sebuah tas yang di dalamnya berisi bahan peledak di tengah jalan yang saat itu sedang dipadati para pejalan kaki, kemudikan meledakkannya beberapa menit setelah dia meninggalkan tempatnya menjatuhkan tas tersebut.
Berdasarkan keterangan seorang sumber, tersangka adalah dua orang perempuan muda yang lahir pada tahun 2000-an. Kendati demikian, belum ada informasi yang jelas mengenai identitas pelaku pengeboman tersebut.
Seorang analis keamanan, Murat Aslan, menuturkan, ledakan tersebut terjadi di sebuah daerah yang padat dengan tingkat keamanan tinggi. ’’Secara umum, polisi selalu berjaga dalam level tinggi di daerah ini (Istiklal),’’ papar Aslan.
Dia menambahkan, kamera keamanan (CCTV) juga bertebaran di tempat kejadian ledakan bom tersebut. ’’Saya rasa polisi segera mengindentifikasi dengan pasti siapa pelakunya, dan bagaimana dia bisa melakukannya. Juga menjelaskan apakah ini adalah sebuah serangan terror,’’ ujarnya. (Al Jazeera)
(jp)