Wartajakarta.id – Hubungan Amerika Serikat dengan Tiongkok kembali memanas. Belakangan, Tiongkok sukses merekrut pilot dan mantan pilot militer dari AS dan negara-negara Barat untuk melatih pilot militer mereka.
Mantan pilot Korps Marinir AS Daniel Duggan, misalnya. Dia ditangkap di Australia tahun ini. Beberapa hari lalu Pengadilan Distrik Columbia, AS, membuka segel surat dakwaan tahun 2017 dan surat perintah AS untuk Duggan.
Berdasar dakwaan, dia dituduh melanggar Undang-Undang Kontrol Senjata AS dengan melatih pilot militer Tiongkok untuk mendarat di kapal induk. Warga Australia yang dinaturalisasi itu dituding memberikan pelatihan militer kepada pilot Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui akademi uji terbang di Afrika Selatan pada 2010–2012. Duggan ditangkap otoritas Australia atas permintaan FBI pada Oktober lalu, di wilayah New South Wales.
AS punya waktu hingga 20 Desember atau 60 hari sejak penangkapannya untuk mengajukan permintaan ekstradisi resmi. Jika tidak, maka Duggan memenuhi syarat untuk dibebaskan. Dia kini ditahan di Sydney dan kasusnya akan kembali disidangkan ke pengadilan setempat minggu ini.
Duggan menghadapi empat dakwaan, yaitu bersekongkol untuk mengekspor layanan pertahanan secara tidak sah ke Tiongkok dan konspirasi untuk pencucian uang. Dua dakwaan lain adalah melanggar kontrol ekspor senjata dan lalu lintas internasional dalam peraturan senjata.
Pengacara Duggan, Dennis Miralis, menegaskan bahwa kliennya tidak bersalah. ”Dia menyangkal telah melanggar hukum AS, hukum Australia, dan hukum internasional,” tegasnya, seperti dikutip The Guardian.
(jp)